Kamis, 24 April 2014

MIG 31 DAN MIG 25

MiG-31, Pesawat Tempur yang Mendahului Zamannya


Perbatasan udara Rusia dijaga oleh MiG-31, pesawat canggih yang dapat mencegat target apapun dalam berbagai kecepatan, mulai dari rudal jelajah tersembunyi hingga satelit, baik siang maupun malam, dalam cuaca hujan ataupun cerah. Ahli militer mengatakan sistem pesawat ini unik dan tidak akan ada pesawat yang sebanding dengan karakteristik MiG-31 Rusia dalam sepuluh sampai 15 tahun ke depan.

MiG-31, Pesawat Tempur yang Mendahului Zamannya
Pesawat tempur-pencegat supersonik MiG-31—yang disebut Foxhound oleh NATO—adalah pesawat tempur Soviet pertama generasi keempat. Pada akhir 1960-an, Rusia memiliki alasan internal dan eksternal untuk membuat pesawat ini. Ketika itu, Amerika Serikat menggunakan rudal jelajah strategis dan pesawat pembom FB-111. Pesawat tersebut dapat terbang melintasi Kutub Utara dan mencapai perbatasan Rusia pada ketinggian rendah, mengikuti relief dan menghindari pengawasan satelit Rusia. Selain itu, Rusia kekurangan penghalang radar (radar barrier) untuk wilayah sebelah utara.
ntuk mengatasi kekurangan tersebut dan mendeteksi “tamu” tak diundang, Rusia memutuskan untuk meluncurkan pesawat MiG yang dapat memantau ruang udara di garis depan dan rentang ketinggian tertentu. Pesawat tersebut dibuat oleh Artem Mikoyan Experimental Design Office, yang sekarang menjadi Perusahaan Pesawat Rusia MiG. Setelah MiG beroperasi, pesawat pengintai Amerika mulai lebih jarang berkeliaran di perbatasan Rusia.
Pengalaman “Arktik” MiG-31 dapat sangat berguna bagi formasi utara Tentara Rusia untuk melindungi kepentingan Rusia di kawasan Arktik.

Karakteristik taktis dan teknis MiG-31

  • Berat lepas landas maksimum: 46,2 ton
  • Kecepatan terbang maksimum: 3.000 km/jam (ketinggian tinggi), 1.500 km/jam (ketinggian rendah)
  • Batas ketinggian: 20,6 km
  • Muatan tempur maksimum: 9 ton
Pesawat ini mampu mencegat dan menghancurkan segala sasaran, mulai dari satelit terbang rendah hingga rudal jelajah. Sekelompok pesawat pencegat MiG-31 dapat menguasai sebagian besar ruang udara dengan mengarahkan pesawat tempur kepada sasaran serta misil antipesawat berbasis darat.
MiG-31 dijuluki “radar terbang” oleh para pilot karena kemampuan avionikanya yang unik. Pesawat ini memiliki sistem kendali “barrier” di pangkalannya dan dilengkapi dengan antena dengan susunan berfase pertama (PPA) di dunia. PPA berbeda dari radar klasik karena bisa menggerakkan sorotan di antena tetap, menghasilkan sejumlah sinar yang diperlukan, serta melacak berbagai sasaran sekaligus.
Dalam sistem “Barrier-M” yang telah di-upgrade, yang mulai digunakan militer pada 2008, rentang deteksi maksimum sasaran udara telah ditingkatkan menjadi 320 km.
“Barrier” ini dapat mendeteksi 24 obyek pada jarak 200 kilometer. Komputer dalam pesawat MiG-31 dapat memilih empat sasaran paling berbahaya dan mengarahkan misil udara jarak jauh langsung pada sasaran tersebut. Jumlah maksimum target yang dapat diserang sekaligus adalah delapan. Empat sasaran lain dihancurkan dengan misil jarak sedang atau misil jarak dekat. Pesawat juga dapat mengirim koordinat sasaran ke pesawat tempur dan misil antipesawat di darat.
Para ahli mengatakan tidak akan ada sistem aviasi yang mirip dengan MiG-31 dalam sepuluh hingga 15 tahun ke depan. Semua pesawat tempur modern, kecuali untuk pesawat tempur generasi kelima, tidak sepenuhnya supersonik. Berbagai batasan dalam rancangan kerangka pesawat umumnya membuat waktu terbang supersoniknya terbatas hanya 5-15 menit. Sementara, durasi penerbangan supersonik MiG-31 hanya terbatas oleh pasokan bahan bakar. MiG-31 juga mampu menembus hambatan suara pada penerbangan datar dan naik, sementara mayoritas pesawat supersonik melewati kecepatan M=1 dengan sedikit menukik.
MiG-31M, Modifikasi MiG-31
MiG-31 mulai diproduksi pada 1981 di fasilitas Sokol di Gorky (sekarang Nizhny Novgorod). Pada akhir 1994, lebih dari 500 mesin jenis ini dibuat, namun kemudian diproduksi secara terbatas. Saat ini terdapat sekitar seratus pesawat MiG-31 yang beroperasi.
Modernisasi besar-besaran terhadap MiG-31 pada 1984 menghasilkan MiG-31M. Pesawat modifikasi ini dianggap sebagai temuan penerbangan militer terbaik Uni Soviet dan beberapa informasi tentang pesawat ini masih dirahasiakan sampai sekarang.
MiG-31M pada kecepatan maksimum dapat melampaui kecepatan pesawat serupa lain di dunia, dengan selisih setidaknya 500 kilometer/jam. Pada Agustus 1995, pesawat ini tampil dalam MAKS-95 Air Show di Zhukovsky dan menjadi sensasional. Tetapi, MiG-31M tidak sempat diproduksi massal

Seputar MiG-25


MiG-25 adalah pesawat tempur-pencegat yang pertama kali mengudara 50 tahun lalu dan telah lama menjadi ‘penentu tren’ dalam penerbangan. RBTH akan memaparkan fakta-fakta paling menarik tentang MiG-25, pesawat yang telah digunakan oleh Angkatan Udara di lebih dari sepuluh negara di dunia, tetapi belum pernah berhadapan langsung dengan musuh utamanya dalam pertempuran.
Fakta-fakta Menarik Seputar MiG-25

Didesain untuk bertempur dengan Valkyrie
MiG-25, yang disebut Foxbat oleh NATO, dibuat untuk menghadapi ancaman pesawat pengebom supersonik Amerika B-58 dan pesawat lain hasil modifikasi B-58 yang mampu menembus pertahanan anti-aircraft dan melancarkan serangan nuklir.
Pesawat tempur-pencegat yang dimiliki oleh Uni Soviet pada saat itu tidak mampu melawan pesawat musuh secara efektif dalam hal kecepatan dan karakteristik kinerja ketinggiannya. Pesawat tempur MiG-21 dan Su-15 yang saat itu beroperasi sama sekali tidak sebanding dengan pesawat pembom strategis Valkyrie XB-70 ataupun pesawat pengintai SR-71 Lockheed berkecepatan tinggi yang memiliki kecepatan meluncur Mach 2.8.
Para perancang MiG-25 sukses meningkatkan kecepatan pesawat hingga 3.000 kilometer per jam dan mencapai batas ketinggian 23.000 meter. Dengan spesifikasi tersebut, karakteristik MiG-25 sebanding dengan Valkyrie. Namun, MiG-25 dan Valkyrie tidak pernah berhadapan satu sama lain karena Valkyrie tidak diproduksi secara massal.
Pesawat pencegat dengan performa unggul
MiG-25 merupakan sebuah inovasi. Rancangan kerangka MiG-25 belum pernah dilihat sebelumnya dalam dunia pesawat tempur. Pesawat ini dilengkapi pipa udara (air intake) lateral berbentuk persegi dengan jalur sirkulasi (intake ramp) horizontal, ekor pesawat kembar dan sayap tipis berbentuk trapesium dengan aspek rasio rendah. Kedua mesin pesawat berada di samping bagian badan belakang. Struktur pesawat tersebut memungkinkan MiG-25 terbang dengan kecepatan sangat tinggih, bahkan memecahkan rekor pada saat itu, serta melakukan manuver canggih untuk pesawat sekelasnya.
Peralatan elektronik yang terdapat pada MiG-25 membuat pesawat ini menjadi pesawat pertama yang dapat diarahkan ke sebuah sasaran dalam mode semi-otomatis. Fitur ini sangat penting mengingat kemungkinan kecepatan mendekat yang bisa diantisipasi. Refleks manusia secara normal tidak akan mampu merespons dengan cukup cepat.
Bahan khusus tahan panas
Dalam kecepatan di atas Mach 2.5, struktur pesawat akan memanas secara signifikan hingga suhu mencapai 300-400°C. Akibatnya, tidak mungkin badan MiG-25 dibuat menggunakan bahan-bahan biasa. Salah satu pilihan bahan untuk badan pesawat ialah titanium, yang merupakan bahan yang digunakan oleh Amerika. Namun, para insinyur Rusia memilih menggunakan baja, yang akhirnya mencakup 80 persen berat total rancangan. Titanium dan campuran aluminium tahan panas digunakan untuk membuat bagian selain badan pesawat.
Pada struktur kerangka pesawat terdapat lima kilometer sambungan las dan 1.400.000 titik las. Hanya ada dua kebocoran bahan bakar
n pada lapis keras (hard standing) itu sendiri.
Masalah pelik bagi Amerika
Pengembangan MiG-25 dan program uji cobanya dilakukan secara sangat rahasia. Pesawat ini pertama kali diperkenalkan kepada dunia pada 9 Juli 1967 dalam sebuah acara penerbangan untuk merayakan Hari Angkatan Udara di Domodedovo. Empat pesawat tempur terbang di atas penonton pada ketinggian rendah. Komentator mengumumkan bahwa inilah pesawat tempur baru yang mampu melesat dengan kecepatan 3.000 kilometer per jam.
Hal tersebut adalah berita besar bagi dunia Barat, dan tentu bukan berita bagus. Rapat luar biasa pun digelar oleh Kongres Amerika Serikat. Rapat tersebut mendukung dimulainya pengerjaan pesawat tempur-pencegat kelas baru F-14 dan F-15. Kedua pesawat ini membawa desain ekor kembar, seperti MiG-25, tetapi memiliki kelemahan dalam kecepatan dan ketinggian.
Pengkhianatan menjadi stimulus modifikasi
Pada September 1976, Letnan Dua Viktor Belenko menerbangkan sebuah MiG-25P dari pangkalan udara di Timur Jauh ke Jepang dan mendarat di Pulau Hokkaido, tempat ia meminta suaka politik. Pesawat itu dibongkar dan dianalisis oleh para ahli Amerika. Satu setengah bulan kemudian, pesawat tersebut dikembalikan dalam wujud terpisah-pisah setelah diminta oleh Kementerian Luar Negeri Soviet.
Pengkhianatan Belenko memberi masalah besar bagi Uni Soviet. Namun, kejadian itu membuka jalan untuk memperbaiki efektivitas tempur pesawat pencegat tersebut. Semua peralatan elektronik pada pesawat diganti karena kemungkinan rahasia pengoperasiannya telah dikenali musuh. Pesawat tempur tersebut lalu dilengkapi dengan sistem pencarian dan pelacakan sasaran yang lebih modern dan diberi nama MiG-25PD.
Ketinggian yang dapat dicapai tak terkalahkan
MiG-25 memegang 29 rekor dunia. Di antara rekor tersebut, terdapat satu yang unik dan belum terkalahkan bahkan hingga saat ini, yakni rekor ketinggian yang dapat dicapai untuk pesawat yang menggunakan mesin jet. Pada 21 Agustus 1977, pilot uji coba Fedotov naik hingga ketinggian 37.650 meter di atas Bumi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar