Selasa, 12 Maret 2013

cerita jaman dulu kiriman dari temen blogspot. 

Garuda III Kongo : 30 Personel Kalahkan 3000 Milisi

Kontingen Garuda
Ilustrasi. Kontingen Garuda di masa kini
Tahun 1962, Kongo, negara di belahan Bumi Afrika sedang bergolak, TNI kembali diundang untuk Misi Perdamaian PBB dengan nama Kontingen Garuda III (Konga III) di bawah pimpinan Letjen TNI (Purn) Kemal Idris (Alm). Garuda III diambil dari dari Batalyon 531/Raiders, satuan-satuan Kodam II/Bukit Barisan, Batalyon Kavaleri 7, dan unsur bantuan tempur lainnya.
Pasukan ini berangkat dengan pesawat pada bulan Desember 1962, dan berada di medan tugas selama delapan bulan di bawah UNOC (United Nations Operation in the Congo). Mereka di tempatkan di Albertville. Di tempat ini telah disiapkan satu kekuatan pasukan besar, yang terdiri dari 2 batalyon kavaleri. Sedangkan Batalyon Arhanud di tempatkan di Elizabethville, yang menjadi wilayah kekuasaan tiga kelompok milisi yang ingin memisahkan diri, di bawah pimpinan Moises Tsommbe dari pemerintah Republik Demokratik Kongo pimpinan Presiden Kasavubu.
Daerah ini terkenal dengan kekayaan mineralnya. Sempat terjadi beberapa pertempuran sengit antara pasukan PBB dari India melawan kelompok-kelompok pemberontak tersebut. Disini interaksi antara pasukan Garuda III dengan pasukan PBB lainnya sangat erat. Mereka terdiri dari pasukan Filipina, India, bahkan Malaysia. Walaupun ditanah air konfrontasi Ganyang malaysia dikumandangkan, interaksi persahabatan antara Garuda III dengan Malaysia tetap terjalin erat. Tanpa sedikit pun permusuhan (profesionalitas personel Garuda III).
Pasukan PBB asal India merupakan yang terbesar dan terbanyak jumlahnya. Mereka terorganisir dengan sangat baik. Mereka ditempatkan di kawasan-kawasan vital yang penting dan strategis. Sebaliknya Garuda III yang hanya berkekuatan kecil, mampu melakukan operasi taktik gerilya yang terkenal dalam sejarah PBB sehingga mencapai sukses besar. Disamping itu, personel Garuda III sangat luwes, pandai bergaul dengan penduduk setempat sehingga mereka menaruh kepercayaan besar kepada pasukan Garuda III.
Pasukan Garuda III mengajarkan bagaimana cara mengolah masakan Indonesia, membuat kue, serta menyayur daun singkong sehingga enak dimakan. Padahal mereka mengetahui memasak singkong hanyalah untuk makanan inti dengan cara dibusukkan, dikeringkan, ditumbuk jadi tepung baru dapat dimasak. Dengan adanya interaksi dan hubungan dengan penduduk setempat, maka semua program yang direncanakan berjalan dengan baik. Penduduk setempat menaruh simpati pada program yang dicanangkan, misalkan melakukan tindakan pengamanan daerah setempat dari pengacau. Dengan spontan tanpa di perintah, masyarakat memberitahukan kepada personel Garuda III, bila akan ada serangan yang di lancarkan oleh gerombolan pengacau.
Suatu hari terjadi serangan mendadak ke markas Garuda III. Pertempuran dan tembak menembak terjadi dari jam 12.00 malam hingga dinihari. Markas Garuda III terkepung dengan rapat. Semua personel merapatkan barisan, berusaha menangkis serangan tersebut. Menurut Informasi Intelijen, serangan dilakukan oleh sekitar 2000 pengacau, hasil gabungan 3 kelompok pemberontak. Sedangkan markas komando Garuda III dipertahankan sekitar 300an personel, 40 persen dari seluruh kekuatan Garuda III di Kongo. Tidak ada korban jiwa dari Garuda III, hanya beberapa yang cedera ringan dan langsung ditangani tim medis lapangan. Menjelang subuh, gerombolan pengacau mengendurkan serangan kemudian menarik diri ke basis mereka di wilayah gurun pasir yang membentang gersang.
Hasil konsolidasi pasukan, maka di bentuk tim berkekuatan 30 orang personel RPKAD sebagai tim bayangan sekaligus tim terdepan untuk pengejaran hingga ke markas pemberontak sekalipun. Mereka bergerak cepat pada jam 06.00 waktu setempat, dengan perlengkapan garis 1 untuk pengejaran. Semangat tinggi dan berkobar terlihat jelas di wajah-wajah mereka yang terpilih. Iringan doa rekan-rekan di markas, juga dari pasukan PBB lain, mengiring langkah kaki mereka. Menuju kawasan "no mand land" -wilayah tak bertuan-, yang menjadi daerah kekuasaan pemberontak, sekaligus juga merupakan daerah terlarang untuk pasukan PBB. Di kawasan itu, 2 kompi plus Pasukan India pernah di bantai tanpa tersisa. 
Pasukan ini di pimpin seorang Kapten dengan dibantu 5 orang Letnan. Dengan penyamaran layaknya kumpulan suku pengembara, mereka bergerak dalam 3 kelompok yang saling berkomunikasi, tidak lupa kambing, sapi, bakul sayuran di bawa bersama untuk penyamaran. Badan dan wajah di gosok arang sehingga hitam dan menyerupai penduduk asli tempatan, ada juga personel yang berpakaian wanita dan menjunjung bakul sayuran daun singkong. Mereka bergerak melambung melalui pinggiran danau, melewati "no mand land" tujuan akhir.
Data intelijen yang didapat mengatakan kekuatan musuh diperkirakan 3000an bersenjatakan campuran termasuk RPG/Bazooka dan beberapa tank, panzer, bisa dimaklumi sebab ini markas mereka, tentara lain belum memasuki wilayah yang dijaga ketat tersebut. Memasuki senja, personel bermalam dipinggiran danau sambil mengatur strategi penyerangan. Dikejauhan terlihat kerlip lampu-lampu dari markas pemberontak. Menurut data intelijen lagi, suku-suku di kongo, termasuk pemberontak sangat takut akan Hantu Putih (sosok berpakaian putih yang berbau bawang putih). Nah, disinilah strategi penyamaran diubah. Dibalik pakaian loreng darah mengalir mereka, terbungkus jubah putih yang menggerbang ditiup angin danau. Sambil tidak lupa dengan rantai bawang putih yang baunya harum semerbak.
Persipan penyerangan dari danau dengan menggunakan kapal yang dicat hitam-hitam pun dipersiapkan. Menunggu jam 12.00 tengah malam. Isyarat serangan pun diberikan oleh sang komandan. Dengan gesit, ke 30 orang personel RPKAD mengambil posisi masing-masing. Penyerangan tepat di mulai jam12.00 tengah malam, dengan kapal yang di digelapkan warnanya di atas Danau Tanganyika, tidak berapa jauh dari daerah "no mand land." Ke 30 personel yang menyamar menjadi "Hantu Putih" ini (atau lebih dikenal masyarakat dengan sprititesses), berhamburan keluar dari dalam kapal, mendobrak pos penjagaan terdepan pemberontak. Para pemberontak yang sangat percaya akan keberadaan Hantu putih ini, kaget, terpana dan ketakutan melihat kelebatan bayangan putih melayang-layang disekitar mereka (jubah putih yang diikat kayu dan tertiup angin) sambil melepaskan rentetan tembakan yang riuh rendah.
Ternyata semangat melawan pemberontak hilang sama sekali, mereka percaya bahwa mereka berhadapan dengan hantu, bukan manusia biasa. Ketika akan didekati, para pemberontak yang disergap itu terkejut, secara reflek melemparkan ayam yang sedang dibakarnya tepat mengenai anggota pasukan Garuda III. Hanya sekitar setengah jam, markas pemberontak dapat di kuasai, Ribuan pemberontak beserta keluarganya menyerah, puluhan yang lain tewas dan luka-luka, sedangkan dipihak RPKAD cedera 1 orang, terkena pecahan proyektil RPG. Dengan sigap, tawanan dikumpulkan. Tidak lama kemudian, bantuan dari pasukan di markas pun tiba, beserta pasukan PBB yang lain dari India, Malaysia, Filipina.
Sejak itu, anggota Garuda III di kenal oleh orang-orang Kongo dengan julukan Les Spiritesses, pasukan yang berperang dengan cara yang tidak biasa dilakukan orang !!. Bisa dibayangkan, dengan hanya berkekuatan 30 orang bisa menawan sekitar 3000an pemberontak bersenjata lengkap!!! Keesokan harinya, pimpinan operasi dan Komandan Garuda III dipanggil menghadap oleh Panglima Pasukan PBB di Kongo, Letnan Jenderal Kadebe Ngeso dari Ethopia. Ia mengatakan bangga dan takjub atas keberhasilan RPKAD Garuda III menawan basis terbesar pemberontak dan 3000an lainnya tanpa jatuh korban. Namun ia kecewa. Tentara Indonesia katanya tidak bertanggungjawab, irresponsible terhadap pemberontak yang ditawan itu. Kenapa sampai dikatakan irresponsible?. Biasanya, standar operasi tentara, jika musuh berkekuatan 3000 orang, harus disergap dengan kekuatan 3 kali lipat, yaitu 9000 personel. Nah, jika 3000 orang musuh dihadapi hanya dengan kekuatan 30 sampai 50 orang, itu namanya irresponsible dan tidak masuk akal. Mustahil dan nekad!! Bagaimana seandainya para pemberontak tersebut melawan? dan ada yang membocorkan taktik Hantu Putih tersebut? tanya panglima PBB di Kongo.
Apapun, sanjungan dan pujian, serta decak kagum tetap di lontarkan, dan strategi penyerangan ini sampai sekarang masih menjadi legenda Misi Pasukan Perdamaian PBB. Mungkin kisah ini banyak yang tidak tahu, terutama masyarakat tanah air sendiri. Yang jelas, ini sudah bukti nyata keberhasilan anak-anak bangsa kita mengharumkan nama Indonesia, RPKAD khususnya di seantero dunia. Jelas cara taktik, muslihat, strategi serangan ini menjadi bahan penyelidikan Pasukan PBB lainnya, dan tentu saja menjadi legenda hingga sekarang.
Post Asli : "RPKAD Garuda III Kongo 1962 Les Spiritesses"
dri berbagai sumber:/

      Iran Produksi Massal Sistem Rudal Ya Zahra dan Mersad

Sistem rudal pertahanan udara Ya Zahra
Uji coba sistem rudal pertahanan udara Ya Zahra, Rabu, 14 November 2012 (Foto:presstv.ir)
 sistem rudal jarak pendek baru "Ya Zahra" yang diproduksi dalam negeri Iran telah diresmikan. Selain itu, produksi massal sistem rudal Mersad telah dikirim ke Pangkalan Pertahanan Udara Khatam-ol-Anbiya (Khatamul Anbiya), Iran.
Menteri Pertahanan Iran Ahmad Vahidi yang menghadiri upacara peresmian tersebut, memberikan penjelasan kepada Press TV mengenai fitur baru sistem rudal pertahanan udara mobile (bergerak) Ya Zahra, dengan mengatakan, "Senjata ini memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi, melacak, dan menghancurkan target udara, seperti berbagai jenis pesawat, helikopter, dan UAV (pesawat tak berawak) dalam jarak dekat."
Vahidi melanjutkan, sistem rudal Ya Zahra terhubung dengan jaringan terpadu pertahanan negara dan dapat digunakan di mana saja dan melaksanakan misinya secara efektif. Diproduksi oleh Organisasi Industri Pertahanan Iran (IDIO), Ya Zahra adalah sistem rudal jarak pendek yang dirancang untuk meningkatkan pertahanan Iran terhadap berbagai ancaman di ketinggian rendah.
Vahidi juga mengatakan bahwa sistem rudal Ya Zahra dapat terlibat dalam beberapa target sasaran dan menghancurkan mereka dengan cepat pada saat yang sama, serta mampu mendeteksi target secara otomatis.
Sistem rudal Mersad
Sistem rudal Mersad
Untuk fitur dari sistem rudal permukaan-ke-udara Mersad yang juga diproduksi di dalam negeri Iran, Vahidi mengatakan, sistem rudal Mersad adalah sistem pertahanan udara jarak menengah canggih dan efisien, yang dapat melaksanakan berbagai misi pertahanan terhadap berbagai jenis pesawat cepat, helikopter, UAV dan rudal jelajah.
"Sistem rudal Mersad mampu melaksanakan misi pada siang dan malam hari. Sistem rudal ini telah dirancang sedemikian rupa sehingga mampu mengatasi ancaman perang elektronik," Vahidi melanjutkan.
Kedua sistem rudal (Ya Zahra dan Mersad) telah diuji coba dalam latihan pertahanan udara gabungan Angkatan Bersenjata Iran dan Korps Pengawal Revolusi Islam, dengan sandi Defenders of the Sky of Velayat 4 (Pengawal Langit Velayat 4), yang dilakukan di timur Iran pada November 2012 lalu.

        China, Kekuatan Udara Baru di Dunia

Formasi Pesawat Tempur J-11 China
Formasi Pesawat Tempur J-11 China. (Foto: Topwalls.net)
Sebuah visi yang jelas dan program jangka panjang untuk modernisasi militer, didukung oleh kemampuan industri pertahanan yang kuat dan inovatif, telah mengubah Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat China (Peoples Liberation Army Air Force/PLAAF) dari yang awalnya kuno, kolot, dan tidak terlatih, menjadi kekuatan udara modern dengan kemampuan yang baik untuk menjalankan semua misi-misi modern di abad 21.
Pondasi dari rencana jangka panjang program modernisasi Angkatan Udara China telah dibebankan pada tahun 2010, dan ditujukan untuk mencapai kemajuan besar pada tahun 2020. Untuk tahun 2010, China telah meletakkan pondasi dasar yang kuat untuk Angkatan Udaranya, ini ditunjukkan dalam latihan skala besar dengan sandi "Stride-2009" yang diselenggarakan bertepatan dengan perayaan 50 tahun kekuasaan komunis di China. Lima puluh ribu prajurit telah dimobilisasi secara besar-besaran dari tempat latihan mereka ke daerah-daerah yang tidak biasa bagi mereka.

Kekuatan Udara Baru Telah Muncul di Dunia

Pada tahun 1999, Angkatan Udara China mengoperasikan lebih dari 3.500 pesawat tempur yang terdiri dari J-6 (sekelas MiG-19) dan J-7 (desain berdasarkan MiG-21). Kesepakatan dengan Rusia adalah induksi untuk 100 Sukhoi Su-27 fighter. Angkatan Udara China juga memiliki armada pesawat bomber (pembom) H-6 (desain berdasarkan Tu-16).
Modernisasi Angkatan Udara China didorong oleh pertumbuhan ekonomi China yang luar biasa. Di abad ke-21 ini, dunia telah menyaksikan akuisisi China atas 105 Sukhoi Su-30MKK (2000-2003) dan 100 upgrade Sukhoi Su-30MKK2 (2004). China juga telah memproduksi lebih dari 200 pesawat tempur dari tahun 2002 dan hingga saat ini. Angkatan Udara China juga membeli total 126 Sukhoi Su-27SK/UBK dalam tiga batch pengiriman. Produksi pesawat tempur J-10 dimulai pada tahun 2002 dan 1200 berada dalam order. Pesawat bomber H-6 (Tu-16 Badger) dikonversi menjadi pesawat terbang pengisian bahan bakar.
Pada tahun 2005, Angkatan Udara China mengumumkan rencana untuk mengakuisisi 70 pesawat angkut (airlifter)  dan 30 pesawat tanker Ilyushin Il-78 yang secara signifikan akan meningkatkan kemampuan airlift strategis dan memberikan kemampuan tempur dalam waktu yang lama bagi Angkatan Udara China. Departemen Pertahanan AS telah melaporkan bahwa Su-27 SKS China diupgrade menjadi Sukhoi Su-27 SMK multirole (multiperan).

H-6 Bomber
H-6 Bomber
China juga sedang mengorganisir combat air wing untuk satuan  di masa depan, mungkin dan atau opsi lainnya Sukhoi Su-33, yang merupakan varian kapal induk dari keluarga Su-27. Banyak fighter di China yang diupgrade, sebagian untuk fungsi night maritime strike, yang memungkinkan bisa mengangkut senjata buatan Rusia, termasuk anti-radiasi dan amunisi KAB-500 kawal-laser.
China juga mengembangkan pesawat misi khusus, yaitu KJ-2000 AWACS yang didesain berdasarkan platform Il-76. Pesawat angkut Y-8 sedang dimodifikasi untuk melakukan berbagai peran Airborne Battlefield Command, AEW dan pengumpulan data intelijen. JH-7/7A akan menjadi tulang punggung kekuatan serangan presisi dengan sejumlah besar J-10 dan J-11 untuk peran superioritas udara. Peran interceptor akan dilakukan oleh yang sekarang berada di bawah produksi China. Belum lagi yang terbaru adalah keduanya di klaim China sebagai fighter siluman.
Untuk kekuatan transportasi, China akan memiliki pesawat Il-76, Il-78, Y-9 dan tentunya yang terbaru adalah si bongsor  kemungkinan Y-20 lah yang sempat membuat kaget media barat dari hasil foto satelit terhadap salah satu aktivitas di pangkalan udara China. China juga memiliki berbagai helikopter dan pesawat lainnya untuk melakukan misi khusus dan tugas-tugas rutin. Dengan berkembangnya C4ISR (Command, Control, Communications, Computers, Intelligence, Surveillance and Reconnaissance), militer China akan menjadi kekuatan yang tangguh untuk diperhitungkan bahkan oleh musuh yang siap sekalipun. Dalam proses modernisasi, Angkatan Udara China telah meningkat secara eksponensial, meskipun belum diuji dalam pertempuran/operasi yang sesungguhnya.

Pengklasifikasian Pesawat

Angkatan Udara China mengklasifikasikan pesawat-pesawatnya dengan kode-kode tertentu. Yaitu :
  • "J" untuk pesawat fighter
  • "Q" untuk pesawat ground combat (serangan darat)
  • "H" untuk pesawat bomber
  • "JH" untuk pesawat tempur-bomber
  • "Y" untuk pesawat transportasi
  • "JZ" untuk pesawat pengintai dan 
  • "Z" untuk helikopter
China juga meluncurkan pesawat tempur generasi kelima, J-20 dan J-31 dalam rentang waktu yang tidak lama, yang merupakan sebuah langkah besar dalam evolusi industri kedirgantaraan China. Kedua pesawat baru ini mmiliki fitur stealth (siluman), sekaligus menunjukkan tekad pada diri China untuk membentuk kemampuan militer baru di masa depan.
China berinvestasi secara signifikan di sektor kedirgantaraan dan manfaatnya sudah terlihat sekarang. Kemajuan telah jauh lebih cepat dari yang diperkirakan oleh analis Barat. Pertumbuhan ekonomi China yang fenomenal meningkatkan investasi dalam inovasi dan hasilnya akan bahwa pada tahun 2020 atau lebih China akan menjadi pusat inovasi dunia yang paling penting, menyalip AS dan Jepang.

Sejarah Industri Kedirgantaraan China

Sebuah sejarah singkat yang menyangkut pertumbuhan industri kedirgantaraan China akan mengungkapkan bagaimana transformasi China ini dicapai. Awalnya, Uni Soviet memberikan bantuan kepada Angkatan Udara China di awal 1950-an dengan membantu mendirikan fasilitas produksi pesawatnya. Pilot-pilot Angkatan Udara China juga dilatih dengan taktik Soviet dan beberapa dari mereka juga turut ambil bagian dalam Perang Korea melawan USAF (Angkatan Udara AS).
Pada akhir 1950-an, pabrik-pabrik perakitan pesawat China (di bawah lisensi Uni Soviet) mulai merakit pesawat dalam jumlah yang besar. Pesawat-pesawat yang dirakit adalah J-2 (MiG-15), J-4 (MiG-15bis), J-5 (MiG-17) dan J-6 (MiG-19).

J-20
J-20 (Foto:Noua/resboiu.wordpress.com)
Putusnya hubungan dengan Uni Soviet merupakan pukulan telak bagi China. Industri pesawat terbang China nyaris hancur. Namun, secara bertahap industri kedirgantaraan China mulai pulih pada tahun 1965 dan China memproduksi pesawat tempur pertama mereka, J-8, berdasarkan penggabungan desain pesawat-pesawat Uni Soviet.
Modernisasi Angkatan Udara China kala itu juga tersendat-sendat akibat prioritas anggaran China yang lebih condong mendukung pasukan  Memanfaatkan celah antara Uni Soviet dan China, negara-negara Barat mulai memberikan bantuan untuk Angkatan Udara China pada akhir 1980-an. Avionik barat diaplikasikan ke J-7 (copy dari MiG-21), J-8 dan A-5 ground attack fighter.
Teknologi barat juga turut andil dalam pengembangan bomber B-6D, rudal SAM HQ-2j high altitude dan rudal anti-kapal C-601 yang diluncurkan dari udara. Bantuan dari Barat akhirnya berakhir pada tahun 1989 akibat tindakan keras China terhadap demonstran dalam sebuah insiden terkenal "Lapangan Tianamen."
Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991 terbukti menjadi berkah bagi China dan Angkatan Udaranya. Akibat pecahnya Uni Soviet, banyak ilmuwan Uni Soviet yang mencari penghidupan baru, insinyur dan teknisi dari bekas Uni Soviet akhirnya menemukan tempatnya di kompleks industri militer China. Selain itu, industri pesawat Rusia kala itu tengah berjuang untuk bertahan hidup. Rusia bahkan lebih dari bersedia untuk menjual pesawat modern dan teknologi ke China. Dan perekonomian China yang mumpuni mampu mengimpor semua yang terbaik yang ditawarkan Rusia.

Pesawat dan Helikopter Produksi Dalam Negeri China

Saat ini, Aviation Industry Corporation China telah menjadi memayungi sejumlah besar perusahaan yang bergerak dalam produksi pesawat dan peralatan yang terkait.
Changhe Aircraft Industry Corporation
Didedikasikan untuk membuat helikopter dan menghasilkan helikopter serang heli transportasi kelas berat Z-8, CA-9 Utility, Z11J dan helikopter Utilitas ringan Z-11.
Chengdu Aircraft Industry Corporation
Menghasilkan pesawat latih dasar JJ-5 (diekspor dengan nama FT-5), pesawat interceptor ringan J-7, pesawat tempur FC-1/J-17 Thunder multi-peran, pesawat tempur J-10 multi-peran, dan pesawat tempur generasi keilima J-20 dengan kemampuan siluman.
Hongdu Aviation Industry Group
Mengkhususkan diri dalam pesawat latih, menghasilkan pesawat latih utama CJ-5 dua-kursi, CJ-6 latih dasar dan lanjutan,  JL-8 dan pesawat latih supersonik L-15.
Guizhou Aircraft Industry Corporation
Menghasilkan pesawat latih JL-9 (MiG-21U) dan sejumlah UAV.
Harbin Aircraft Manufacturing Corporation
Membuat helikopter Z-5, Z-9, Z-9W/G, Zhi-15 dan HC-120.
Shaanxi Aircraft Corporation
Memproduksi pesawat angkut dan membuat varian Y-8 (berdasarkan AN-12), Y-9 yang kemampuannya bisa disandingkan dengan Hercules C-130J, Y-7 dan Y-20 pesawat dukungan taktis dengan empat mesin.
Shenyang Aircraft Corporation
Menghasilkan J-8, J-11 (varian Su-27), pesawat tempur J-15 varian kapal induk tempur didasarkan pada Su-33 dan J-XX (disebut-sebut J-31) generasi kelima pesawat tempur yang sedang dikembangkan. Juga menghasilkan J-20 , H-6 bomber (Tu-16 Badger) dan beberapa UAV.
Xi’an Aircraft Industrial Corporation
Membuat pesawat H-8 bomber strategis kelas berat dan JH-7 tempur-bomber bermesin ganda.
Selain itu, ada sejumlah besar pabrik-pabrik China yang ikut dalam pembuatan pesawat komersial sipil. Banyak produsen raksasa asing seperti Boeing, Airbus dan Eurocopter mendapatkan keuntungan untuk melakukan outsourcing sebagian atau produksi yang lengkap dari pabrik-pabrik China. Ini membantu industri kedirgantaraan China untuk menyerap teknologi baru.

Pelatihan Pilot di Angkatan Udara China

Telah ada peningkatan kualitatif dalam filsafat pelatihan dan operasional dalam tubuh Angkatan Udara China. Pelatihan pilot berlangsung selama empat tahun dan dibagi menjadi dua tahap yang berbeda. Tahap pertama berlangsung selama 20 bulan di salah satu dari dua sekolah dasar terbang yaitu Changchun dan Banding. Terdiri dari pelatihan militer, politik, budaya/sastra, dan fisik, serta pelatihan parasut. Tahap kedua berlangsung 28 bulan di salah satu dari sepuluh akademi terbang, masing-masing memiliki resimen terbang 3-4 dan utamanya terdiri dari pelatihan teknis khusus.
Untuk pelatihan tahap kedua, lima bulan pertama diajarkan teori penerbangan, politik, navigasi, aerodinamis, senjata udara-ke-udara, struktur pesawat, dinamika penerbangan, mesin pesawat, instrumen, cuaca, dan terjun payung praktis, serta pelatihan komando, kontrol, dan ilmu pengetahuan. Satu tahun berikutnya, pelatihan dengan 155 jam terbang dengan menggunakan pesawat latih utama CJ-6. Enam penidikan yang diajarkan, antara lain aerobatik, navigasi, dan formasi, sirkuit, dan instrumen terbang. Biasanya 30 persen siswa gugur dalam fase ini.

Heli Serang WZ-10
Heli Serang WZ-10 (Foto:thebrigade.thechive.com)
Satu tahun di akhir pelatihan (pelatihan lanjutan), terdiri dari 130 jam terbang dengan menggunakan F-5. Latihan menyerang, navigasi, sirkuit, formasi, aerobatik, dan instrumen terbang, serta berpartisipasi dalam latihan perang. Fase ini memiliki tingkat gugur sepuluh persen. Total tingkat gugur siswa selama tiga fase di tahap kedua adalah 55 persen.
Lulusan akan menerima gelar dalam ilmu militer dan berstatus Deputy Company Pilot Officer. Lulusan dapat menjadi Company Grade Officers. Mereka yang gagal, diberi kesempatan untuk melatih di sekolah yang ditunjuk sebagai Ground Support Officers.
Angkatan Udara China juga telah menetapkan batas usia untuk pilot-pilotnya. Setelah pilot telah mencapai batas usia atau gagal memenuhi kualifikasi medis, terbangnya dihentikan. Salah satu masalah yang paling umum adalah bahwa Angkatan Udara China belum memiliki mekanisme untuk menyerap pilot yang dipensiunkan untuk bertugas di tugas non-terbang.
Batas usia yang ditetapkan adalah 43-45 tahun untuk pilot pesawat tempur (usia rata-rata saat ini adalah 28), 48-50 tahun untuk pilot bomber, 55 tahun untuk pilot pesawat transportasi, 47-50 tahun untuk pilot helikopter dan 48 tahun untuk pilot wanita.

    Kerjasama Pertahanan : RI-China Latihan Bersama Angkatan Laut

Latihan bersama Angkatan Laut China dan Perancis
Ilustrasi, latihan bersama Angkatan Laut China dan Perancis pada tahun 2007 di Laut Mediterania.
Foto : Xinhua
Indonesia dan Republik Rakyat China sepakat memperluas kerja sama pertahanan dengan akan menggelar latihan bersama Angkatan Laut kedua negara. Latihan bersama Angkatan Laut ini sebagai bagian memperluas bentuk kerja sama militer dan pertahanan yang disepakati kedua pihak.dan untuk meningkatkan profesionalisme angkatan bersenjata kedua negara.
Latihan bersama ini adalah salah satu pokok bahasan dalam Forum ke-5 Konsultasi Pertahanan Indonesia-China di Beijing, Kamis. Dalam forum itu, delegasi Indonesia dipimpin Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin sedangkan delegasi China dipimpin Wakil Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata China Letnan Jenderal Qi Jian Guo.
Sjafrie mengatakan bahwa Indonesia dan China telah sepakat untuk menggelar latihan bersama antara angkatan laut kedua negara pada 2013. Ini akan menjadi agenda Indonesia kedepan dalam peningkatan dan perluasan kerja sama pertahanan serta militer dengan China.
Selama ini Indonesia dan China juga telah dua kali menggelar latihan bersama antara Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat dengan Pasukan Khusus Angkatan Bersenjata China (People`s Liberation Army/PLA) dengan sandi "Sharp Knife". Kedepan, lanjut Sjafrie, akan dilakukan latihan bersama pasukan khusus kedua negara dari tiga angkatan, baik darat, laut maupun udara. Sjafrie menilai persiapan dan kesiapan terhadap rencana latihan bersama itu dari masing-masing pihak, terus mengalami peningkatan dan berjalan baik.

Mematangkan Navy to Navy Talk

Saat ini Angkatan Laut China dan Indonesia tengah mematangkan navy to navy talk yang telah disiapkan term of reference-nya pada 26 Juli 2012. Selain itu, telah pula dibentuk kelompok kerja yang akan menjadi acuan pelaksanaan navy to navy talk selanjutnya.

Pembentukan mekanisme navy to navy talk telah diumumkan oleh ketua bersama Konsultasi Pertahanan dan Keamanan pada pertemuan kelima pada Kamis (10/1). Selanjutnya Term of Reference for Navy Cooperation Meeting akan ditandatangani pada pertemuan navy to navy talk pertama pada Februari mendatang.

Forum pembicaraan antara angkatan laut kedua negara itu, merupakan bagian kerja sama pertahanan yang dapat dikembangkan sebagai pertemuan rutin dua tahun sekali untuk membahas isu-isu keamanan maritim.

Selain itu, navy to navy talk juga merupakan pengembangan kerja sama yang lebih nyata di bidang pertahanan dan keamanan maritim.

Produksi Bersama Rudal dan ToT Alutsista

Dalam bidang industri pertahanan kedua negara telah sepakat untuk memproduksi bersama rudal C-705. Hingga kini Indonesia dan China masih membahas proses pelaksanaan alih teknologi dalam pembuatan rudal C-705.

Selain C-705 Indonesia dan China akan membahas lebih lanjut alih teknologi pesawat tanpa awak, serta sistem pertahanan elektronik

Forum ke-5 Konsultasi pertahanan Indonesia-China, yang berlangsung hingga Kamis petang juga dibahas berbagai perkembangan situasi keamanan regional khususnya di Asia Pasifik, termasuk isu di Laut China Timur dan Laut China Selatan.

Sejarah Panjang Hubungan Indonesia dan China

Komandan Garnisun Maritim Angkatan Laut China di Shanghai Kapten Li Yu Jie mengatakan hubungan maritim antara Indonesia dan China telah memiliki sejarah yang panjang dengan kedatangan Panglima Cheng Ho atau Zheng He ke Indonesia dalam penjelajahannya selama kurun 1405 hingga 1433.

"Hal itu menunjukkan bahwa kerja sama maritim, utamanya angkatan laut kedua negara telah dimulai sejak lama. Dan diharapkan dapat terus ditingkatkan dari waktu ke waktu," katanya.

KOREA UTARA sekilas berita

MiG Latihan Tempur, Kim Jong Un Terkesan

Pada 28 Februari 2013, Kantor Berita Korea Utara (KCNA) merilis beberapa gambar yang menggambarkan pemimpin muda Korea Utara Kim Jong Un menghadiri sebuah "wargames" di suatu tempat yang tidak disebutkan.

Jet tempur Korea Utara

Terlihat pada gambar, latihan operasi jet tempur ini dilakukan di jalan raya setempat.

Jet tempur Korea Utara
Menurut KCNA, pilot Angkatan Udara Korea Utara yang menggunakan jet tempur MiG-21 (termasuk pesawat kuno) mampu menunjukkan fleksibilitas untuk melancarkan serangan mendadak dari daerah terpencil di mana cuaca tidak mencukung dan landasan pacu/jalan raya sedang mengalami hembusan angin kencang.

Kim Jong Un

Dilihat dari gambar di atas, pemimpin tertinggi Korea Utara tersebut tampaknya cukup puas -tapi entahlah, Korea Utara memang penuh rahasia- dan mungkin percaya bahwa angkatan udaranya akan efektif menghadapi pesawat tempur Korea Selatan dan AS dalam perang.