Sabtu, 05 Desember 2015

yg polos ikut upacara








Pertemuan kerjasama pertahanan RI-RUSIA 2015



Jakarta, DMC – Untuk meningkatkan kerjasama teknis militer antara pemerintah Republik Indonesia dengan pemerintah Republik Federasi Rusia, Selasa (1/12), Kementerian Pertahanan RI melalui Ditjen Potensi Pertahanan (Pothan) kembali menyelenggarakan pertemuan Military Technical Commission (MTC) yang ke 11 dengan pihak Federal Service for Military – Technical Cooperation (FSMTC) Rusia, di Kantor Kemhan RI, Jakarta. Pertemuan yang di laksanakan selama dua hari langsung di buka oleh Dirjen Pothan Kemhan RI, DR. Timbul Siahaan.
Pertemuan ini dihadiri 35 peserta delegasi Rusia terdiri dari 7 orang dari pemerintah dan 28 orang dari Industri pertahanan serta Delegasi Indonesia sebanyak 50 orang yang merupakan perwakilan dari Kemhan, TNI, Industri, Kementerian terkait.
Pertemuan Military Technical Commission ke-11 adalah merupakan implementasi dan tindak lanjut dari MoU antara pemerintah Republik Indonesia dan pemerintah Russian Federation tentang Military Technical Cooperation yang ditandatangani di Moskow Rusia pada tanggal 21 April 2003.
Adapun agenda pertemuan Kerjasama Teknis Militer ke 11 tahun 2015 yang dilaksanakan adalah, pembahasan ulang tentang hasil pertemuan sebelumnya pada tahun 2014 dan presentasi Industri Pertahanan dari kedua negara. selain itu pada pertemuan tersebut juga dilaksanakan penandatanganan Protokol hasil pertemuan MTC ke 11 oleh Sekretaris Jenderal Kemhan RI, Letjen TNI Ediwan Prabowo dan Deputy Director of FSMTC, Mikhail Petukhov yang disaksikan oleh Dirjen Pothan, DR. Timbul Siahaan, Kabaranahan Laksamana Muda TNI Ir. Leonardi, M.Sc dan Deputy Director 1st Departemen FSMTC, Igor Pletnev.
Dalam sambutannya, Sekjen Kemhan RI, Letjen TNI Ediwan Prabowo mengatakan hubungan kerjasama Indonesia dan Rusia sudah berlangsung lama dan saat ini berada pada level yang sangat baik serta akan terus semakin membaik di masa datang.
Sudah sejak lama Alutsista Rusia menjadi pendukung kekuatan satuan TNI seperti pesawat tempur Sukhoi, beberapa jenis pesawat heli Mi, Ranpur BMP 3F dan PT 76, Meriam 57mm, Rudal Yakhont dan lain lain. Sehubungan dengan hal itu menurut Sekjen Kemhan, Indonesia memerlukan Rusia sebagai mitra strategis untuk peningkatan teknologi pertahanan dan mendukung kesiapan operasional satuan TNI.
“Melalui kerjasama dengan rusia dapat mendukung modernisasi persenjataan TNI yang tengah dilaksanakan serta juga memberi manfaat bagi pengembangan industri pertahanan di Indonesia,” Ungkap Sekjen.
Sementara itu terkait dengan penyelenggaraan pertemuan MTC RI-Rusia, sambung Sekjen, sangat memegang peranan penting didalam peningkatan kerjasama pertahanan kedua negara. Disamping itu Forum pertemuan yang sudah berjalan sejak tahun 2003 ini telah menghasilkan program kerjasama dan kesepakatan dalam memperkuat kerjasama bilateral dalam bidang pertahanan.
Sekjen Kemhan RI, juga memberikan harapannya pada forum pertemuan MTC industri kedua negara dapat memanfaatkan kesempatan untuk saling mengenal dan membahas kerjasama antar industri pertahanan di masa datang.
“Hasil pertemuan ini diharapkan akan mempererat hubungan tidak saja diantara Kementerian Pertahanan kedua negara tetapi antara industri pertahanan dan pada akhirnya dapat berkontribusi pada peningkatan hubungan baik antara Indonesia dan Rusia yang sudah terjalin baik selama ini,” Harap Sekjen.  
Untuk kedepannya , Sekjen menginginkan kerjasama Pertahanan, tidak hanya berkecimpung di bidang pengadaan Alutsista produksi Rusia oleh TNI. Akan tetapi nantinya dapat dikembangkan menjadi kerjasama yang lebih luas dan saling menguntungkan dalam upaya pengembangan Industri pertahanan di Indonesia baik dari sisi SDM, fasilitas maupun Teknologi. 

KEMENHAN

Senin, 16 November 2015

Anggaran sukhoi $ 200 juta dollar per tahun











Anggaran TNI tahun 2016 telah ditetapkan sebesar   Rp. 99,5 Trilyun rupiah. dimana alokasi nya digunakan untuk belanja rutin seperti  gaji,perumahan,tunjangan, dan tentu saja pembelian alusista
daftar belanja yang d anggarkan untuk tahun  2016  terbesar  di pegang oleh TNI Angkatan Udara  dimana  kebutuhan utama nya adalah pemenuhan MEF II tentang pengadaan   pesawat tempur utama sebagai penganti F-5 Tiger.

Beberapa  waktu lalu telah di umumkan bahwa TNI Angkatan Udara dan KeMenhan telah sepakat akan memilih pesawat buatan rusia SU-35 BM sebagai pilihan utama.dimana proses detail nya akan dibicarakan lebih lanjut oleh kedua belah pihak.

Lama nya proses pembelian hingga penanda tangganan MoU yang hingga saat ini belum terlaksana ternyata dikarenakan ada nya faktor teknis dan non teknis  yang perlu di sama kan oleh  kedua pihak antara  Indonesia  dan Rusia.

 TNI Angkatan udara menginginkan jumlah pesawat  SU-35 yang "akan" di pesan adalah sejumlah satu skuadron  atau 16  unit. sementara  dari beberapa sumber informasi disebutkan rusia menawarkan sejumlah 32 unit atau dua skudron lengkap. tentu saja  hal ini membuat pusing para petinggi di jajaran KeMenhan dan TNI Angkatan Udara atas tawaran tersebut.karena  hal  ini akan membuat Kementerian pertahanan menghitung ulang anggaran pembelian  untuk sejumlah 32 unit. hal  lain disebabkan oleh karena permintaan  ToT dari pemerintah  sesuai UU no 12  tentang alih teknologi.  kemungkinan jika membeli 32  unit  maka pihak rusia  akan memberikan ToT  yang di minta.

Anggaran TNI untuk membeli SU-35 hanya  untuk   8 sampai dengan 12  unit  pada awal pengajuan. sehingga jika lebih dari  itu maka  di perlukan dana lain yang bisa di pergunakan  untuk pembelian alusista.seperti Soft loans $ 3 milyar dollar  atau sekitar   Rp.40 trilyun rupiah jika asumsi dollar Rp.14.000.

Sementara dana pembelian alusista Sukhoi yang telah di anggarkan dan di setujui oleh Pemerintah dengan sumber dana APBN 2016 adalah  $ 840 juta  untuk modal pembelian sukoi. artinya  jika satu sukoi su-35 di jual dengan harga $ 60-80 juta dollar maka TNI AU akan mendapatkan kurang lebih 10-12 unit pesawat. jadi  boleh dibilang masih kurang  untuk  satu skuadron  16  unit.


Jadi  setiap tahun APBN, mulai dari tahun 2016 - 2019 mengalokasi anggaran untuk pembelian sukoi sebesar 200-210 juta dollar AS per tahun untuk pengadaan tiga unit pesawat sukhoi. artinya setiap  tahun  TNI  AU jika mengunakan skema APBN 2016-2019  maka tiap tahun ada anggaran untuk membeli tiga unit  sukoi  su-35. artinya  dalam empat tahun kedepan  jika terlaksana  akan dapat  12  unit sukoi  terbaru. hal ini sesuai pernyataan  KeMenhan tentang  rencana membeli "ketengan" alias nyicil jika dana pembelian alusista tidak mencukupi.

SUKOI PATROLI DI MANADO

ILUSTRASI






Pesawat jet tempur sukoi TNI AU tiba di Sulawesi Utara,
Kehadiran sukoi ini dalam rangka pengamanan wilayah udara sulawesi utara dan sekitarnya.
Danlanud Kolonel PnB Djoko Tjahyono mengatakan, kehadiran pesawat buatan Rusia ini adalah bagian operasi rutin operasi komando pertahanan udara nasional.
"Operasinya sepanjang tahun. Seperti yang kita lihat kemarin, berhasil menangkap pesawat yang lewat di Tarakan. Nah salah satunya ini rangkaian kehadiran sukoi mengamankan wilayah udara nasional khususnya Sulut," kata Tjahyono.
Gelar pesawat sukoi juga dalam rangka pelatihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC), yang nantinya melibatkan T-50 Golden Eagle 

Pilot US Navy di bebaskan




Cessna yang Dicegat Sukhoi di Langit Tarakan Kini Terbang ke Singapura


Pilot Amerika Serikat Letkol James Patrick Murphy akhirnya dibebaskan dan diperbolehkan melanjutkan perjalanan ke singapura 
Tepat pukul 09.35 Wita pesawat jenis propeler First Engine Cessna N 96706 take off dari Bandara Juwata 
Ketika after airborne di atas udara, James sempat melaksanakan rocking the wing kepada sejumlah perwira dan anggota TNI Angkatan Udara (AU) dan sejumlah media 
Rocking the wing ini isyarat ucapan bye-bye atau selamat tinggal di dalam dunia penerbangan pesawat tempur.
Danlanud tarakan Letkol Pnb Tiopan Hutapea mengungkapkan, James dibebaskan dan diperbolehkan terbang setelah ia mendapat perintah langsung dari Panglima Komando Operasi AU II Makassar.
"Saya tadi malam mendapat perintah dari atas saya Panglima Komando Operasi AU II Makassar yang menyatakan dokumen-dokumen James sudah selesai dan diperintahkan panglima agar James dilakukan pembebasan dan melanjutkan penerbangan hari ini," ucapnya.
Sebelum dibebaskan dan diterbangkan terlebih dahulu James harus menandatangani sejumlah dokumen di Lanud tarakan yang isinya selama pesawat berada di Apron Bandar Juwata diperlakukan baik, begitupula selama James berada di Lanud  diberikan makann, minuman dan hingga tempat tinggal