Selasa, 02 Desember 2014

misteri alusista TNI



1.Misteri pembelian rudal yakhont


mantan Menhan Juwono Sudarsono mengemukakan pembelian Rudal dan suku cadang pesawat tempur itu sudah sesuai aturan.Kepmen No. 01 tahun 2005.

“Saya diberitahu oleh Irjen Dephan dan Dirjen Rencana Sistem Pertahanan bahwa  Kepmen No. 01 tahun 2005 / Kepmen No. 15 tahun 2005. Keputusan No. 15 itu mengatur mengenai pengadaan barang dan jasa, bukan melalui fasilitas kredit ekspor,dalam hal ini pembelian rudal yakhont pada tahun 2004 dan  proses rekayasa penyatuan sistem berhasil  pada tahun 2007

Peluru kendali buatan Russia itu terpasang diatas KRI Oswald Siahaan-354 sekitar tahun 2008



rudal Yakhont sebenarnya sudah dimiliki sejak tahun 2007, namun TNI AL baru bisa melakukan uji coba kali ini karena untuk mengintegrasikan sistem kapal dengan rudal membutuhkan waktu yang lama.
mantan Komandan Gugus Tugas Senjata Strategis TNI AL, Laksamana Pertama TNI Sulaeman Banjarnahor, mengatakan, dalam uji tembak tersebut rudal Yakhont hanya membutuhkan waktu sekitar enam menit mencapai sasaran. Sulaeman mengatakan,

alasan dibelinya rudal Yakhont dari Rusia, kata Iskandar, karena berdasarkan kajian rudal Yakhont bisa memenuhi standar geografi di Indonesia. 

"Rudal Yakhont tidak didesain untuk menenggelamkan kapal, tapi hanya untuk melumpuhkan kapal," kata Sulaeman seraya menambahkan masa pakai rudal bisa mencapai 20 hingga 30 tahun, namun perlu dikaji kembali, mana yang lebih pas.(*)
rudal asal Rusia itu dibeli dengan harga US$1,2 juta perunit.

 beberapa rudal Yakhont yang dibeli oleh TNI AL dari Rusia itu memiliki kecepatan hingga mencapai dua mach atau dua kali melebihi kecepatan suara dengan jangkauan sasaran 300 kilometer. Harga satu rudal Yakhont mencapai 12 juta dollar Amerika.


Enam senjata rudal strategis diantaranya : rudal Yakhont, Exocet MM-40, Torpedo SUT, Mistral, Seacat dan RBU 6000. Rudal Yakhont ditembakkan dari Fregat Van Speijk class KRI Oswald Siahaan-354 sukses ditembak menuju sasaran yang berjarak 250Km yakni eks kapal perang KRI Teluk Bayur-502. Rudal Yakhont yang ditembakkan merupakan salah satu dari empat rudal yang dibawa KRI Oswald Siahaan-354.

Sedangkan, rudal Exocet MM-40 dan rudal penangkis serangan udara Mistral ditembakkan dari Korvet Sigma class KRI Hassanuddin-366 dan torpedo SUT ditembakkan dari kapal selam kelas 209 KRI Cakra-402. Untuk rudal anti pesawat Seacat ditembakkan dari KRI Karel Satsuit Tubun-358 dan KRI Oswald Siahaan-354. Roket anti-sub-mortar RBU 6000 ditembakkan dari Korvet Parchim class KRI Cut Nyak Dien-375.




2.misteri kapal Aoron MK2

Aoron MK2 adalah kombinasi antara kapal ampibi ringan dan pesawat aeromodeling.adapun kegunaan nya untuk misi pemantauan dan misi mata mata.dengan kemampuan dapat terbang rendah diatas ombak  setinggi 2 meter menjadikan nya sulit di tangkap radar.hanya  TNI AL  yang tahu maksud dan kegunaannya , atau hanya prototipe yang tidak laku karena di anggap tidak batle proven.

   









3.misteri pembuatan klewang 2

setelah hancur terbakar, klewang 625 akan di bangun kembali, namun untuk kali  ini pembuatannya boleh di bilang misteri dan serba tertutup.hanya beberapa potongan gambar dan sedikit info tentang kapal tersebut.





rancang bangun terakhir diperkirakan akan selesai satu tahun kedepan dengan beberapa perubahan pada sistem senjata dan rudal yang akan di gunakan serta sistem radar terbaru buatan swedia.


4.misteri 12 whiskey class 

tidak banyak tahu kemana "hilangnya" KS whiskey class. dari 12 unit semula  hanya 3 yang sempet terdeksi keberadaan nya. dan hanya satu yang dapat di lihat karena telah di jadikan museum kapal selam di surabaya.










5.misteri lain dalambentuk gambar





pesawat tanpa kode TT or TS or TA

nanggala polos/cakra polos

sebuah KS di tanjung priuk

                  sisa sisa rudal  sa -2 dalam kenangan
          truk  membawa alusista strategis?



1 komentar:

  1. Memang tidak semua alutsista TNI dipublikasikan ke khalayak umum, ada beberapa yang masih dirahasiakan. Misalnya kapas selam, rudal balistik, dan lainnya. Selain itu, agar tidak membuat kawasan regional menjadi gaduh karena alutsista maut yang dimiliki Indonesia.

    BalasHapus