30 Tank Leopard Jerman Siap ke Jakarta
“Awalnya tawaran datang dari Belanda dan Jerman, tetapi kita pilih Jerman karena lebih menjanjikan,” kata Pramono, di Markas Kodam XII/Tanjungpura, Selasa 22 Mei 2012, di Pontianak.
Sebanyak 30 unit tank ini, katanya, tinggal menunggu pihak Jerman untuk mengirimkannya ke Indonesia. Jenis yang akan dibeli adalah Leopard 2A6 yang merupakan hasil "retrofit 2A4" alias pengembangan teknologi terbaru karena cetak baru teknologi Leopard serupa sudah tidak diproduksi lagi.
Kelebihan memilih tawaran Jerman adalah dapat melakukan transfer of technology (TOT). Jerman juga menawarkan joint production untuk pembuatan beberapa bagian tank seberat 60 ton tersebut dengan menggandeng PT Pindad.
Masih terkait tank yang dibutuhkan TNI untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia, sedianya di Kalimantan Barat akan ditempatkan pula satuan tank. Pramono mengatakan, saat ini di Kalimantan Barat hanya dilengkapi dengan light tank dan ke depannya akan ditingkatkan dengan tank untuk tempur. Satuan Kavaleri di Kalbar juga akan ditingkatkan dari Datasemen menjadi batalion penuh.
--------------------------------------------------------------
LEOPARD TANK VERSI TERBARU JERMAN
Ini Tank Leopard Versi Teranyar Bikinan Jerman
TEMPO.CO , Jakarta:
Perusahaan Krauss-Maffei Wegmann (KMW) asal Muenchen, Jerman,
mengembangkan dan memproduksi tank Leopard seri terbaru yang diluncurkan
pertama kali pada Juni 2010, Leopard 2 A7+. Tank ini setingkat lebih
maju dan canggih daripada Leopard 2 A6 yang akan dibeli pemerintah
Indonesia dari Belanda.
Leopard 2 A7+ adalah tank tempur utama berteknologi canggih yang telah teruji dan digunakan Angkatan Darat Jerman. Pada Juli 2011 pemerintah Jerman melalui Dewan Keamanan Federal telah menyetujui penjualan 200 unit Leopard 2 A7+ ke pemerintah Kerajaan Arab Saudi.
Manajer proyek Krauss-Maffei Wegmann, Kai Stollfuss, mengatakan ada dua perbedaan utama antara tank Leopard 2 A7+ dibandingkan Leopard 2 A6: sistem periskop dan sistem komputernya yang jauh lebih canggih. Leopard 2 A7+ dapat digunakan di segala medan pertempuran, mulai dari pegunungan, perbukitan, perkotaan, hingga menyeberangi sungai.
"Sama seperti Leopard 2 A6, Leopard 2 A7+ cocok digunakan di Indonesia. Tank ini terbukti andal digunakan di Afganistan yang kondisi geografisnya bergunung-gunung," ujar dia di sela pameran kedirgantaraan dan teknologi pertahanan Singapore Airshow, Jumat pekan lalu, 17 Februari 2012.
Leopard 2 A6 dilengkapi dengan meriam L55, sebuah mesin yang mampu mendeteksi ranjau dan sistem pendingin udara. Sejak Maret 2001 Angkatan Darat Jerman memperbarui tank Leopard 2 A5 mereka menjadi Leopard 2 A6. Adapun tentara Kerajaan Belanda memperbarui 180 unit tank Leopard 2 A5 menjadi Leopard 2 A6, yang mulai beroperasi sejak Februari 2003.
Leopard 2 A7+ memiliki fasilitas yang lebih lengkap daripada pendahulunya. Selain meriam Rheinmetall L55 kaliber 120 mm dan mesin pendeteksi ranjau, tank tempur yang dikembangkan untuk misi baru Angkatan Darat Jerman ini dilengkapi dengan sistem yang berfokus pada perlindungan 4 awaknya dari serangan roket, ledakan ranjau, hingga lontaran granat.
Tank jenis ini juga dilengkapi peralatan untuk membersihkan jalur dari ranjau, jebakan bom, atau puing-puing yang dapat menghalangi pergerakan. Sarana komunikasi eksternal yang lebih canggih juga dipasang pada tank tempur ini. Tak hanya itu, Leopard 2 A7+ juga dilengkapi dengan sensor panas di bagian depan dan belakang serta peningkatan kemampuan periskop untuk pengintaian jarak jauh.
Dengan berat 67,5 ton, panjang badan dan meriam 10,97 meter, lebar 4 meter, tinggi 2,64 meter, Leopard 2 A7+ memiliki mesin berkekuatan 1.500 tenaga kuda yang mampu dipacu hingga kecepatan 72 kilometer per jam. Daerah jelajahnya mencapai 450 kilometer. Tembakan meriamnya mampu menjangkau jarak hingga 6 kilometer.
Stollfuss mengatakan Krauss-Maffei Wegmann adalah satu-satunya perusahaan di Jerman yang memproduksi tank seri Leopard. Perusahaan ini awalnya mengembangkan Leopard 2 sebagai tank tempur utama pada 1979, menggantikan Leopard 1 yang diproduksi 16 tahun sebelumnya. Leopard dikembangkan menjadi beberapa seri hingga yang terbaru adalah Leopard 2 A7+.
Ada lebih dari 6.000 unit tank Leopard 1 yang diekspor ke Belgia, Denmark, Kanada, Yunani, Italia, Belanda, Norwegia, Australia, dan Turki. Sedangkan Leopard 2 digunakan militer Austria, Kanada, Denmark, Cile, Finlandia, Yunani, Jerman, Belanda, Norwegia, Portugal, Polandia, Singapura, Swiss, Turki, Swedia, dan Spanyol. Jumlah Leopard 2 seluruhnya mencapai lebih dari 3.200 unit.
Stollfuss tidak bersedia memberikan informasi harga tank Leopard yang diproduksi Krauss-Maffei Wegmann. Dia mengatakan hanya sebagai pihak yang menyediakan tank sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan negara pembeli. Soal harga tank diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah Jerman. "Karena pembelian tank ini harus G to G, dari pemerintah ke pemerintah," kata dia.
Ditanya tentang rencana pemerintah Indonesia membeli tank Leopard dari Belanda, Stollfuss mengetahui dan mengikuti pemberitaannya. Dia pula yang memberi tahu Tempo bahwa tank yang dipesan pemerintah Indonesia adalah dari seri Leopard 2 A6. Namun dia enggan berkomentar tentang rencana pembelian Leopard 2 A6 oleh pemerintah Indonesia.
Belanda berencana menjual 100 unit tank Leopard 2 A6 bekas. Pemerintah Indonesia harus merogoh kocek sebanyak US$ 280 juta untuk mendapatkan seluruh tank yang ditawarkan Belanda. Itu pun jika parlemen kedua negara, yang selama ini getol menolak rencana pembelian tersebut, berubah sikap dan menyetujuinya.
Stollfuss mengatakan, kalaupun jadi membeli Leopard 2 A6 buatan Belanda, pemerintah Indonesia disarankan memperbarui dan meningkatkan kemampuannya menjadi tank seri terbaru, yakni Leopard 2 A7+. Menurut dia, tank dengan kemampuan lebih canggih pasti akan lebih menguntungkan pemerintah Indonesia. "Tapi tentu harus ada biaya tambahan yang dikeluarkan untuk modifikasi tersebut," kata dia menandaskan.
-------------------------
artelery pertahanan udara TNI AD
Starstreak dipandu tiga laser beam, untuk meningkatkan kesuksesan mengunci dan menyergap pesawat musuh. Misil ini pun dilengkapi sistem foe and friend, sehingga tidak salah menembak sasaran.
Starstreak digunakan Inggris sejak tahun 1997, dengan kemampuan yang terus dikembangkan. Startstreak II diluncurkan tahun 2007, bisa menyergap pesawat lebih jauh dan dioperasikan dari berbagai ketinggian (helikopter dan kapal laut).
Menjelang Olimpiade London 2012, Menteri Pertahanan Inggris, memerintahkan tentara memasang Starstreak di beberapa menara apartemen di London, untuk mengamankan Olimpiade dari gangguan teroris.
Jarak efektif startstreak dalam menyergap sasaran 0,3 – 7 kilometer.
Saat ini Indonesia menggunakan sebagian besar varian Lightweight Multiple Launcher (LML). Satu unit Starstreak LML terdiri dari 3 rudal siap tembak, yang dipasang di atas kendaraan tempur ringan. Sementara varian SP HVM, dipasang di atas kendaraan lapis baja Stormer dengan 8 misil aktif. Stormer Indonesia yang berfungsi sebagai pengangkut pasukan, bisa menjadi senjata yang menakutkan jika dipasang Startstreak SP HVM. Inggris lebih banyak mengoperasikan varian SP HVM dibanding LML.
Hingga saat ini ada tiga negara pengguna Startstreak: Inggris, Indonesia dan Afrika Selatan. Indonesia merupakan pengguna terbesar Starstreak dengan 135 sistem LML. Rudal rudal tersebut disebar ke seluruh satuan Arhanud, untuk menjaga obyek vital di bawah kodam masing-masing. Grom
Selain misil Starstreak, Arhanud TNI AD juga dilengkapi sistem senjata Rudal short range air defence, Grom. Rudal buatan Polandia ini, memperkuat Arhanud sejak berakhirnya masa tugas Rapier tahun 2007.
Beberapa satuan yang dilengkapi rudal Grom antara lain: Detasemen Rudal Kodam Jaya, Kodam Iskandar Muda, Kodam Tanjungpura, Kodam Bukit Barisan dan beberapa detasemen rudal lainnya. Arhanud memiliki beberapa jenis sistem Grom, baik yang dipasang di kendaraan tempur (Propad 4 peluncur), portable atau pun kombinasi dengan Meriam 23 mm Zur.
Dalam operasionalnya, rudal Grom ini dipandu radar pencari sasaran MMSR (Multibeam Mobile Search Radar). Radar MMSR akan mengirimkan pesan ke BBCV untuk diolah dan ditayangkan pada layar monitor dalam bentuk peta digital mengenai jarak sasaran. Penyergapan pun dimulai.
RBS 70
Arhanud juga memiliki rudal RBS 70 (Robotsystem 70). RBS 70 adalah man-portable air-defense system (MANPADS) anti pesawat yang beroperasi secara mandiri.
Tahun 2011, pabrik pembuatnya Saab Bofors Dynamics Swedia mengeluarkan varian baru RBS 70 NG, yang bisa menembak pesawat musuh pada malam hari. Cukup banyak negara yang menggunakan RBS 70, dari Eropa, Amerika Latin, Timur Tengah dan Australia. Di Asia tenggara, pengguna RBS 70 adalah Indonesia, Singapura dan Thailand.
Dengan adanya rudal Starstreak, Grom dan RBS 70, Arhanud TNI AD minimal memiliki sistem pertahanan kombinasi. Kedepannya Arhanud TNI AD akan dilengkapi dengan pertahanan udara jarak menengah. Hal ini sedang dibicarakan dengan TNI AU, agar tidak tumpang tindih.(Jkgr).
-------------------------------------------
PANSER NASIONAL
-------------------------
Setelah melakukan riset bertahun tahun, PT Pindad sukses membuat Panser Anoa yang disainnya merujuk VAB Renault Perancis. Tak disangka, Panser ini dibeli oleh Malaysia, Brunei Darussalam dan Oman. Bahkan Bangladesh dan Nepal sedang menjajaki pembelian Panser ini. Tidak sia-sia Panser Anoa menggunakan mesin mahal Renault, karena memang terbukti handal. Mesin Renault Panser Anoa sempat dipertanyakan Wakil Presiden Jusuf Kalla saat itu, karena mahal.
Nama Panser Anoa V2 berangsur angsur harum, sejak dipakai oleh Pasukan Garuda Indonesia di Lebanon. Malaysia pun membeli Anoa 6×6 untuk pasukan di Lebanon, karena Panser 4×4 Malaysia dianggap tidak cocok di Lebanon.
Pindad Naik Kelas
Kini PT Pindad mencoba naik kelas dengan membuat prototye Panser Canon 90 mm. Body panser ini lebih menyerupai APC Black Fox Korea dibanding Panser Anoa. Hull depan lebih tajam dari Anoa, untuk memaksimalkan pertahanan.
Terciptanya Panser Canon Pindad tidak terlepas dari kerjasama RI dengan Korea Selatan. Korea memberi transfer teknologi hull Tarantula, setelah Indonesia memesan 22 Panser. Pesanan Indonesia ini cukup unik. Indonesia memesan 22 Panser Tarantula dipersenjatai Canon CSE90 mm. Padahal selama ini Tarantula hanya menggunakan senjata canon 20 mm atau 40mm. Canon CSE90 mm itu pun, dibeli Indonesia dari Belgia sebanyak 22 unit.
Korea Selatan menyetujuinya permintaan Indonesia. Namun hingga kini canon tersebut belum diinstal karena akan dikirim ke Korea Selatan tahun 2013. Perjanjiannya, 11 canon diinstal di Korea dan 11 lainnya di PT Pindad. Sementara PT Pindad sendiri, telah menginstal Canon CSE 90 mm ke prototype Panser model Tarantula. Hal ini karena Indonesia memiliki canon CSE 90mm dari light tank Scorpion.
Canon CSE90 mm dikendalikan secara elektronik dan mampu menembak sasaran di malam hari. CSE90 mm didukung penjejak laser jarak jauh untuk menembakkan munisi APFSDS-T. CSE90 dilengkapi senjata mesin 7,62mm serta pelontar granat. Jika demikian, untuk apa 22 Panser Tarantula yang akan dikerjakan Korea tahun 2013 ?.
Panser Tarantula memiliki varian 6×6 dan 8×8. PT Pindad bisa mengadopsi Tarantula 8×8, untuk dipasang Cockerill CT-CV Canon 105 mm, dengan misil anti-tank Falarick 105, atau TOW misil anti-tank. Panser 8×8 memiliki kestabilan yang lebih bagus, sehingga memiliki kemampuan tembak lebih akurat. untuk canon besar atau TOW.
Panser Tarantula bisa diangkut dengan C-130 Hercules dan mampu mengangkut 12 personil. Sementara Anoa hanya 10 personil. Tank Medium atau IFV ?d
Langkah selanjutnya, pada tahun 2014, Pindad akan memproduksi tank medium, untuk memenuhi kebutuhan pertahanan TNI Angkatan Darat. Presiden SBY dan Komisi 1 DPR telah menyetujuinya. Namun tank medium itu, tampaknya tidak akan terwujud dalam waktu dekat.
Saat ini Pindad sedang mendalami Tank K 21 Korea Selatan dan Armored Combat Vehicle ACV 300 Turki. Namun kedua lapis baja itu, berfungsi sebagai Infantry Fighting Vehicle (IFV) dan pengangkut pasukan, bukan tank tempur.
Untuk itu lapis baja tersebut tidak membawa canon berat. Tank K 21 hanya dilengkapi canon 40mm dan misil TOW untuk anti-tank. Sementara ACV dilengkapi senjata 25mm M242 Bushmaster chain gun. Melihat fakta tersebut tampaknya PT Pindad hanya akan membuat tank pengangkut pasukan, Infantry Fighting Vehicle atau tank destroyer.
Indonesia telah memiliki kisah menggabungkan lapis baja recognaisance Scorpion dengan Canon 90mm. Akibatnya, saat bergerak, tank Scorpion Indonesia terlihat doyong ke depan karena membawa canon besar.
Mengapa memilih Tank K 21 ?
Indonesia juga telah bekerjasama dengan Korea untuk membuat Tank K 21. Jika sudah ada ACV 300, untuk apalagi IFC K 21 ? Tank K 21 Korea bisa dikatakan cacat secara struktur. Korea mengembangkan Tank K 21 mengacu pada U.S. Army M2A3 dan BMP-3 Rusia, dengan tujuan memiliki kemampuan amphibi. Namun tank K 21 telah dua kali tenggelam dalam ujicoba di sungai dan danau.
Kasus terakhir terjadi Juli 2010 yang menewaskan prajurit dan teknisi Korea Selatan. Tank seberat 25-30 ton itu tenggelam saat memasuki danau. Evakuasi dilakukan tiga jam kemudian, namun kru K 21 telah tewas. Diduga K 21 tenggelam karena kesalahan sistem saluran udara mesin. Saat ini Pindad telah membuat tank mirip BTR 50. Sementara Tank K 21 merujuk pada model BMP 3 Rusia. Lalu K 21 untuk apa ?
Di bawah ini varian awal prototype tank yang telah dibuat PT Pindad.
ACV 300 Turki
Bagaimana dengan ACV 300 Turki ?. Ada kabar ACV 300 akan dipasang canon 90 mm atau 105 mm. Sangat riskan jika Pindad memaksakan seperti itu. Pengguna ACV 300 seperti UEA, Malaysia dan Philipina tidak memasang canon 90 mm ke ACV 300, termasuk negara pembuatnya Turki.
Turki mengembangkan varian ACV 300, lebih sebagai Tank Destroyer (ACV-ATV). ACV 300 diinstal TOW Under Armor (TUA) turret, misil anti-tank. Sementara untuk tank tempur, Turki menggunakan: MBT Leopard 2A4, Leopard 1, M60 A, serta M48A5.
Terlepas dari hal itu, saat ini para ahli Pindad sedang mempelajari sistem olah gerak dan suspensi ACV 300 Turki. Tank Nasional
Kalau melihat uraian di atas, tank Indonesia ke depan kayaknya akan seperti pasar malam. Ada Panser Anoa, Panser Canon Pindad, Tarantula, K 21, ACV 300. Lalu sperti apa bentuk Tank Nasional yang bisa diandalkan ?
Ada baiknya Indonesia memilih MBT KIA1 Korea Selatan, untuk dijadikan Tank Nasional. K1A1 Korea Selatan mengusung meriam advance 120mm M256. Canon M256 merupakan canon yang diinstal di tank M1A1 Abrams.
Samsung Thales juga menyediakan sistem kendali penembakan yang dilengkapi dua varian thermal imager, penjejak infra merah serta Kamera TV Pengintai.
Belum lagi Tank MBT Leoprad 2A6, sudah pasti akan datang ke tanah air. PT Pindad tentunya akan membogkar habis tank tersebut, untuk dipelajari. Jerman juga sudah menjanjikan transfer teknologi terbatas untuk Leopard 2A6. Tank Nasional nantinya bisa saja menggunakan canon canggih Canon 120mm rheinmentall milik MBT Leopard 2A6.
Sementara ACV 300 Turki atapun K21, bisa dikembangkan ke versi support fire, tank destroyer TUA missil, mortar ataupun self propelled anti air gun.(Jkgr).
Leopard 2 A7+ adalah tank tempur utama berteknologi canggih yang telah teruji dan digunakan Angkatan Darat Jerman. Pada Juli 2011 pemerintah Jerman melalui Dewan Keamanan Federal telah menyetujui penjualan 200 unit Leopard 2 A7+ ke pemerintah Kerajaan Arab Saudi.
Manajer proyek Krauss-Maffei Wegmann, Kai Stollfuss, mengatakan ada dua perbedaan utama antara tank Leopard 2 A7+ dibandingkan Leopard 2 A6: sistem periskop dan sistem komputernya yang jauh lebih canggih. Leopard 2 A7+ dapat digunakan di segala medan pertempuran, mulai dari pegunungan, perbukitan, perkotaan, hingga menyeberangi sungai.
"Sama seperti Leopard 2 A6, Leopard 2 A7+ cocok digunakan di Indonesia. Tank ini terbukti andal digunakan di Afganistan yang kondisi geografisnya bergunung-gunung," ujar dia di sela pameran kedirgantaraan dan teknologi pertahanan Singapore Airshow, Jumat pekan lalu, 17 Februari 2012.
Leopard 2 A6 dilengkapi dengan meriam L55, sebuah mesin yang mampu mendeteksi ranjau dan sistem pendingin udara. Sejak Maret 2001 Angkatan Darat Jerman memperbarui tank Leopard 2 A5 mereka menjadi Leopard 2 A6. Adapun tentara Kerajaan Belanda memperbarui 180 unit tank Leopard 2 A5 menjadi Leopard 2 A6, yang mulai beroperasi sejak Februari 2003.
Leopard 2 A7+ memiliki fasilitas yang lebih lengkap daripada pendahulunya. Selain meriam Rheinmetall L55 kaliber 120 mm dan mesin pendeteksi ranjau, tank tempur yang dikembangkan untuk misi baru Angkatan Darat Jerman ini dilengkapi dengan sistem yang berfokus pada perlindungan 4 awaknya dari serangan roket, ledakan ranjau, hingga lontaran granat.
Tank jenis ini juga dilengkapi peralatan untuk membersihkan jalur dari ranjau, jebakan bom, atau puing-puing yang dapat menghalangi pergerakan. Sarana komunikasi eksternal yang lebih canggih juga dipasang pada tank tempur ini. Tak hanya itu, Leopard 2 A7+ juga dilengkapi dengan sensor panas di bagian depan dan belakang serta peningkatan kemampuan periskop untuk pengintaian jarak jauh.
Dengan berat 67,5 ton, panjang badan dan meriam 10,97 meter, lebar 4 meter, tinggi 2,64 meter, Leopard 2 A7+ memiliki mesin berkekuatan 1.500 tenaga kuda yang mampu dipacu hingga kecepatan 72 kilometer per jam. Daerah jelajahnya mencapai 450 kilometer. Tembakan meriamnya mampu menjangkau jarak hingga 6 kilometer.
Stollfuss mengatakan Krauss-Maffei Wegmann adalah satu-satunya perusahaan di Jerman yang memproduksi tank seri Leopard. Perusahaan ini awalnya mengembangkan Leopard 2 sebagai tank tempur utama pada 1979, menggantikan Leopard 1 yang diproduksi 16 tahun sebelumnya. Leopard dikembangkan menjadi beberapa seri hingga yang terbaru adalah Leopard 2 A7+.
Ada lebih dari 6.000 unit tank Leopard 1 yang diekspor ke Belgia, Denmark, Kanada, Yunani, Italia, Belanda, Norwegia, Australia, dan Turki. Sedangkan Leopard 2 digunakan militer Austria, Kanada, Denmark, Cile, Finlandia, Yunani, Jerman, Belanda, Norwegia, Portugal, Polandia, Singapura, Swiss, Turki, Swedia, dan Spanyol. Jumlah Leopard 2 seluruhnya mencapai lebih dari 3.200 unit.
Stollfuss tidak bersedia memberikan informasi harga tank Leopard yang diproduksi Krauss-Maffei Wegmann. Dia mengatakan hanya sebagai pihak yang menyediakan tank sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan negara pembeli. Soal harga tank diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah Jerman. "Karena pembelian tank ini harus G to G, dari pemerintah ke pemerintah," kata dia.
Ditanya tentang rencana pemerintah Indonesia membeli tank Leopard dari Belanda, Stollfuss mengetahui dan mengikuti pemberitaannya. Dia pula yang memberi tahu Tempo bahwa tank yang dipesan pemerintah Indonesia adalah dari seri Leopard 2 A6. Namun dia enggan berkomentar tentang rencana pembelian Leopard 2 A6 oleh pemerintah Indonesia.
Belanda berencana menjual 100 unit tank Leopard 2 A6 bekas. Pemerintah Indonesia harus merogoh kocek sebanyak US$ 280 juta untuk mendapatkan seluruh tank yang ditawarkan Belanda. Itu pun jika parlemen kedua negara, yang selama ini getol menolak rencana pembelian tersebut, berubah sikap dan menyetujuinya.
Stollfuss mengatakan, kalaupun jadi membeli Leopard 2 A6 buatan Belanda, pemerintah Indonesia disarankan memperbarui dan meningkatkan kemampuannya menjadi tank seri terbaru, yakni Leopard 2 A7+. Menurut dia, tank dengan kemampuan lebih canggih pasti akan lebih menguntungkan pemerintah Indonesia. "Tapi tentu harus ada biaya tambahan yang dikeluarkan untuk modifikasi tersebut," kata dia menandaskan.
-------------------------
artelery pertahanan udara TNI AD
Satuan
Arhanud TNI AD akhirnya dilengkapi dengan misil jarak dekat anti
pesawat, Startstreak buatan Inggris. Arhanud memiliki beberapa jenis
misil Starstreak, yang ditempatkan di beberapa jenis kendaraan tempur
dan portabel.
Rudal Starstreak buatan Thales Air Defence Inggris merupakan SHORAD
(short range air defence) rudal anti pesawat high velocity. Setelah
ditembakkan kecepatannya terus berkembang hingga 3,5 Mach, untuk
mengejar sasaran sejauh 7 kilometer.Starstreak dipandu tiga laser beam, untuk meningkatkan kesuksesan mengunci dan menyergap pesawat musuh. Misil ini pun dilengkapi sistem foe and friend, sehingga tidak salah menembak sasaran.
Starstreak digunakan Inggris sejak tahun 1997, dengan kemampuan yang terus dikembangkan. Startstreak II diluncurkan tahun 2007, bisa menyergap pesawat lebih jauh dan dioperasikan dari berbagai ketinggian (helikopter dan kapal laut).
Menjelang Olimpiade London 2012, Menteri Pertahanan Inggris, memerintahkan tentara memasang Starstreak di beberapa menara apartemen di London, untuk mengamankan Olimpiade dari gangguan teroris.
Jarak efektif startstreak dalam menyergap sasaran 0,3 – 7 kilometer.
Saat ini Indonesia menggunakan sebagian besar varian Lightweight Multiple Launcher (LML). Satu unit Starstreak LML terdiri dari 3 rudal siap tembak, yang dipasang di atas kendaraan tempur ringan. Sementara varian SP HVM, dipasang di atas kendaraan lapis baja Stormer dengan 8 misil aktif. Stormer Indonesia yang berfungsi sebagai pengangkut pasukan, bisa menjadi senjata yang menakutkan jika dipasang Startstreak SP HVM. Inggris lebih banyak mengoperasikan varian SP HVM dibanding LML.
Hingga saat ini ada tiga negara pengguna Startstreak: Inggris, Indonesia dan Afrika Selatan. Indonesia merupakan pengguna terbesar Starstreak dengan 135 sistem LML. Rudal rudal tersebut disebar ke seluruh satuan Arhanud, untuk menjaga obyek vital di bawah kodam masing-masing. Grom
Selain misil Starstreak, Arhanud TNI AD juga dilengkapi sistem senjata Rudal short range air defence, Grom. Rudal buatan Polandia ini, memperkuat Arhanud sejak berakhirnya masa tugas Rapier tahun 2007.
Beberapa satuan yang dilengkapi rudal Grom antara lain: Detasemen Rudal Kodam Jaya, Kodam Iskandar Muda, Kodam Tanjungpura, Kodam Bukit Barisan dan beberapa detasemen rudal lainnya. Arhanud memiliki beberapa jenis sistem Grom, baik yang dipasang di kendaraan tempur (Propad 4 peluncur), portable atau pun kombinasi dengan Meriam 23 mm Zur.
Dalam operasionalnya, rudal Grom ini dipandu radar pencari sasaran MMSR (Multibeam Mobile Search Radar). Radar MMSR akan mengirimkan pesan ke BBCV untuk diolah dan ditayangkan pada layar monitor dalam bentuk peta digital mengenai jarak sasaran. Penyergapan pun dimulai.
RBS 70
Arhanud juga memiliki rudal RBS 70 (Robotsystem 70). RBS 70 adalah man-portable air-defense system (MANPADS) anti pesawat yang beroperasi secara mandiri.
Tahun 2011, pabrik pembuatnya Saab Bofors Dynamics Swedia mengeluarkan varian baru RBS 70 NG, yang bisa menembak pesawat musuh pada malam hari. Cukup banyak negara yang menggunakan RBS 70, dari Eropa, Amerika Latin, Timur Tengah dan Australia. Di Asia tenggara, pengguna RBS 70 adalah Indonesia, Singapura dan Thailand.
Dengan adanya rudal Starstreak, Grom dan RBS 70, Arhanud TNI AD minimal memiliki sistem pertahanan kombinasi. Kedepannya Arhanud TNI AD akan dilengkapi dengan pertahanan udara jarak menengah. Hal ini sedang dibicarakan dengan TNI AU, agar tidak tumpang tindih.(Jkgr).
-------------------------------------------
PANSER NASIONAL
-------------------------
Setelah melakukan riset bertahun tahun, PT Pindad sukses membuat Panser Anoa yang disainnya merujuk VAB Renault Perancis. Tak disangka, Panser ini dibeli oleh Malaysia, Brunei Darussalam dan Oman. Bahkan Bangladesh dan Nepal sedang menjajaki pembelian Panser ini. Tidak sia-sia Panser Anoa menggunakan mesin mahal Renault, karena memang terbukti handal. Mesin Renault Panser Anoa sempat dipertanyakan Wakil Presiden Jusuf Kalla saat itu, karena mahal.
Nama Panser Anoa V2 berangsur angsur harum, sejak dipakai oleh Pasukan Garuda Indonesia di Lebanon. Malaysia pun membeli Anoa 6×6 untuk pasukan di Lebanon, karena Panser 4×4 Malaysia dianggap tidak cocok di Lebanon.
Pindad Naik Kelas
Kini PT Pindad mencoba naik kelas dengan membuat prototye Panser Canon 90 mm. Body panser ini lebih menyerupai APC Black Fox Korea dibanding Panser Anoa. Hull depan lebih tajam dari Anoa, untuk memaksimalkan pertahanan.
Terciptanya Panser Canon Pindad tidak terlepas dari kerjasama RI dengan Korea Selatan. Korea memberi transfer teknologi hull Tarantula, setelah Indonesia memesan 22 Panser. Pesanan Indonesia ini cukup unik. Indonesia memesan 22 Panser Tarantula dipersenjatai Canon CSE90 mm. Padahal selama ini Tarantula hanya menggunakan senjata canon 20 mm atau 40mm. Canon CSE90 mm itu pun, dibeli Indonesia dari Belgia sebanyak 22 unit.
Korea Selatan menyetujuinya permintaan Indonesia. Namun hingga kini canon tersebut belum diinstal karena akan dikirim ke Korea Selatan tahun 2013. Perjanjiannya, 11 canon diinstal di Korea dan 11 lainnya di PT Pindad. Sementara PT Pindad sendiri, telah menginstal Canon CSE 90 mm ke prototype Panser model Tarantula. Hal ini karena Indonesia memiliki canon CSE 90mm dari light tank Scorpion.
Canon CSE90 mm dikendalikan secara elektronik dan mampu menembak sasaran di malam hari. CSE90 mm didukung penjejak laser jarak jauh untuk menembakkan munisi APFSDS-T. CSE90 dilengkapi senjata mesin 7,62mm serta pelontar granat. Jika demikian, untuk apa 22 Panser Tarantula yang akan dikerjakan Korea tahun 2013 ?.
Panser Tarantula memiliki varian 6×6 dan 8×8. PT Pindad bisa mengadopsi Tarantula 8×8, untuk dipasang Cockerill CT-CV Canon 105 mm, dengan misil anti-tank Falarick 105, atau TOW misil anti-tank. Panser 8×8 memiliki kestabilan yang lebih bagus, sehingga memiliki kemampuan tembak lebih akurat. untuk canon besar atau TOW.
Panser Tarantula bisa diangkut dengan C-130 Hercules dan mampu mengangkut 12 personil. Sementara Anoa hanya 10 personil. Tank Medium atau IFV ?d
Langkah selanjutnya, pada tahun 2014, Pindad akan memproduksi tank medium, untuk memenuhi kebutuhan pertahanan TNI Angkatan Darat. Presiden SBY dan Komisi 1 DPR telah menyetujuinya. Namun tank medium itu, tampaknya tidak akan terwujud dalam waktu dekat.
Saat ini Pindad sedang mendalami Tank K 21 Korea Selatan dan Armored Combat Vehicle ACV 300 Turki. Namun kedua lapis baja itu, berfungsi sebagai Infantry Fighting Vehicle (IFV) dan pengangkut pasukan, bukan tank tempur.
Untuk itu lapis baja tersebut tidak membawa canon berat. Tank K 21 hanya dilengkapi canon 40mm dan misil TOW untuk anti-tank. Sementara ACV dilengkapi senjata 25mm M242 Bushmaster chain gun. Melihat fakta tersebut tampaknya PT Pindad hanya akan membuat tank pengangkut pasukan, Infantry Fighting Vehicle atau tank destroyer.
Indonesia telah memiliki kisah menggabungkan lapis baja recognaisance Scorpion dengan Canon 90mm. Akibatnya, saat bergerak, tank Scorpion Indonesia terlihat doyong ke depan karena membawa canon besar.
Mengapa memilih Tank K 21 ?
Indonesia juga telah bekerjasama dengan Korea untuk membuat Tank K 21. Jika sudah ada ACV 300, untuk apalagi IFC K 21 ? Tank K 21 Korea bisa dikatakan cacat secara struktur. Korea mengembangkan Tank K 21 mengacu pada U.S. Army M2A3 dan BMP-3 Rusia, dengan tujuan memiliki kemampuan amphibi. Namun tank K 21 telah dua kali tenggelam dalam ujicoba di sungai dan danau.
Kasus terakhir terjadi Juli 2010 yang menewaskan prajurit dan teknisi Korea Selatan. Tank seberat 25-30 ton itu tenggelam saat memasuki danau. Evakuasi dilakukan tiga jam kemudian, namun kru K 21 telah tewas. Diduga K 21 tenggelam karena kesalahan sistem saluran udara mesin. Saat ini Pindad telah membuat tank mirip BTR 50. Sementara Tank K 21 merujuk pada model BMP 3 Rusia. Lalu K 21 untuk apa ?
Di bawah ini varian awal prototype tank yang telah dibuat PT Pindad.
ACV 300 Turki
Bagaimana dengan ACV 300 Turki ?. Ada kabar ACV 300 akan dipasang canon 90 mm atau 105 mm. Sangat riskan jika Pindad memaksakan seperti itu. Pengguna ACV 300 seperti UEA, Malaysia dan Philipina tidak memasang canon 90 mm ke ACV 300, termasuk negara pembuatnya Turki.
Turki mengembangkan varian ACV 300, lebih sebagai Tank Destroyer (ACV-ATV). ACV 300 diinstal TOW Under Armor (TUA) turret, misil anti-tank. Sementara untuk tank tempur, Turki menggunakan: MBT Leopard 2A4, Leopard 1, M60 A, serta M48A5.
Terlepas dari hal itu, saat ini para ahli Pindad sedang mempelajari sistem olah gerak dan suspensi ACV 300 Turki. Tank Nasional
Kalau melihat uraian di atas, tank Indonesia ke depan kayaknya akan seperti pasar malam. Ada Panser Anoa, Panser Canon Pindad, Tarantula, K 21, ACV 300. Lalu sperti apa bentuk Tank Nasional yang bisa diandalkan ?
Ada baiknya Indonesia memilih MBT KIA1 Korea Selatan, untuk dijadikan Tank Nasional. K1A1 Korea Selatan mengusung meriam advance 120mm M256. Canon M256 merupakan canon yang diinstal di tank M1A1 Abrams.
Samsung Thales juga menyediakan sistem kendali penembakan yang dilengkapi dua varian thermal imager, penjejak infra merah serta Kamera TV Pengintai.
Belum lagi Tank MBT Leoprad 2A6, sudah pasti akan datang ke tanah air. PT Pindad tentunya akan membogkar habis tank tersebut, untuk dipelajari. Jerman juga sudah menjanjikan transfer teknologi terbatas untuk Leopard 2A6. Tank Nasional nantinya bisa saja menggunakan canon canggih Canon 120mm rheinmentall milik MBT Leopard 2A6.
Sementara ACV 300 Turki atapun K21, bisa dikembangkan ke versi support fire, tank destroyer TUA missil, mortar ataupun self propelled anti air gun.(Jkgr).
Sy kira MBT Tank Turki Altay & K1A1 Korea bisa dipakai acuan TOT, sangat canggih. Untuk Tank Medium / Canon AD (non install Amphibi), K-21 Korea Cukup Tangguh & Canggih. Untuk tekonologi Amphibi, Russia adalah rajanya, kemenangan Vietnam atas Amerika banyak dipengaruhi kemampuan Amphibi tank buatan Russia (BMP & BTR).
BalasHapusbetul, syaa setuju,,untuk saat ini tank buatan jerman di anggap selevel dengan punya amerika atau rusia
Hapusayo pt pindad indonesia buatkan tank berat 60 ton besar dan panjang kuat gempuran rudal nuklir sebagai pertahanan keamanan indonesia di internasional pbb, nato, liga arab, asia , afrika
BalasHapusprototipe nya sudah ada gan...tingal tungu tanggal main nya,,,
Hapusayo pt pindad indonesia buatkan tank berat 60 ton besar dan panjang kuat gempuran rudal nuklir sebagai pertahanan keamanan indonesia di internasional pbb, nato, liga arab, asia , afrika
BalasHapus