“Bloody
hell thats a big missile!”…. “I thought “DAMN! That thing looks as big
as the vessel!”. ..”Big missile and bloody fast from watching that vid”.
Itulah komentar sejumlah pemerhati militer internasional, setelah
melihat rudal Yakhont di KRI Oswald Siahaan-354 (eks Fregat Van Speijk),
yang berlayar di Samudera Hindia dengan melakukan formasi tempur
bersama KRI Imam Bonjol-383, KRI Teuku Umar-385, serta KRI Sultan Thaha
Syaifuddin-386.Pakar militer Singapura, Koh Swee Lean Collin menyatakan, ujicoba rudal supersonik Yakhont anti kapal ini, telah menerobos batas kemampuan tempur laut di Asia Tenggara. “The Yakhont missile could potentially intensify the ongoing regional naval arms competition, ujar Koh Swee Lean Collin.
Betapa menggentarkan bagi negara lain, rudal yakhont asal Rusia ini memiliki panjang 8,9 meter, lebar 0,8 meter dengan berat 3 ton. Rudal Yakhont memiliki jangkauan tembak 300 km dengan kecepatan 2,5 mach.
Dalam ujicoba di Samudera Hindia 20 April 2011, rudal supersonik ini hanya membutuhkan waktu 6 menit, untuk menembak sasaran sejauh 250 Km. Karena kemampuannya itulah hegemoni angkatan laut negara di Asia tenggara telah dipatahkan oleh kemampuan rudal Yakhont. Hal ini berbahaya bagi beberapa negara Asean yang sedang mengalami konflik perbatasan. Untuk saat ini posisi Indonesia Superior.
Rudal Yakhont dapat menjelajah 5- 15 meter dari permukaan laut, dengan 2,5 kecepatan suara, sehingga mampu memperpendek waktu peringatan dini bagi kapal yang sedang disasar.Lebih ngeri lagi rudal ini memiliki cara terbang yang unik sehingga mampu menghindar dari pendeteksian radar modern negara tetangga.
Vietnam juga memiliki rudal Yakhont namun ditanam di dalam tanah sebagai pertahanan. Sementara rudal Indonesia dapat bergerak dengan efektif sehingga mampu memperluas parameter pertahanan pantai. Rudal rudal buatan Eropa dan Amerika seperti Exocet dan Harpoon yang banyak digunakan kapal kapal Asean, hanya memiliki jangkuan tembak, tidak lebih dari 200 km.
Untuk di kawasan Non Asean, pasific barat, hanya China dengan rudal Sunburn dan Taiwan dengan rudal Hsiung Feng III yang dapat mengimbangi rudal yakhont Indonesia.
Dipasangnya rudal yakhont di TNI- AL, setelah malaysia meluncurkan kapal selam modern Scorpene dan Singapura dengan kapal selam Vastergotland boats eks Swedia.
Namun jangan senang dulu. Dalam tahun anggaran 2010, Indonesia baru membeli 4 Rudal Yakhont. Satu ditembakkan dalam ujicoba yang konon overshot karena KRI Oswald Siahaan-354 tidak memiliki radar sejauh 300 km. KRI Oswald Siahaan dipandu Kapal Selam Cakra .INFORMASI TERAKHIR KITA PUNYA 50 BIJI NIH RUDAL (Jkgr).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar