Minggu, 02 November 2014

sejarah roket indonesia

Sejarah roket Indonesia

sejarah Roket dan Rudal di Indonesia dimulai sejak RI membeli berbagai Rudal SAM (Surface to Air Missile) dari Uni Soviet . Era Sukarno kita membeli persenjataan banyak untuk mempersiapkan konftontrasi Dwikora maupun Trikora.

Industri roket bukan hal baru bagi Indonesia. Teknologi pembuatan roket di Indonesia sudah dirintis sejak tahun 1960-an. Indonesia bahkan termasuk negara kedua di Asia dan Afrika, setelah Jepang, yang berhasil meluncurkan roketnya sendiri.

Sebenarnya pembangunan teknologi Rudal di dalam negeri sudah mulai dirintis. Namun sayangnya, Indonesia gagal melakukan alih-teknologi.

ABRI (nama lama TNI) beserta ITB (Institut Teknologi Bandung) mencoba dan melakukan pengembangan lebih lanjut tapi karena keterbatasan dana dan politik, maka riset terasa lamban malah seperti terhenti. namun bangsa kita telah berhasil menciptakan prototye beberapa roket.

Sebenarnya masih banyak roket2 besar bikinan AURI dan ITB, diantaranya WIDYA, YOGA, dll, namun perkembangannya terhenti, setelah tahun 1965, AURI kena getahnya kasus G-30S.


sejarah lain"

Pada 22 September 1962 dibentuk Projek Roket Ilmiah dan Militer Awal (PRIMA) afiliasi AURI dan ITB yang dipimpin Boediardjo dan J Salatun. Tonggak sejarah awal ini ditandai dengan peluncuran roket ilmiah seri Kartika pada tahun 1964. Roket Kartika I merupakan roket sounding kedua di negara Asia-Afrika saat itu, sesudah Jepang. Alat telemetrinya yang kedua sesudah India, berhasil merekam sinyal-sinyal dari satelit cuaca TIROS dengan alat buatan dalam negeri.

Roket Kartika I diluncurkan dari pamengpeuk dengan berat 220 kg, roket Kartika II berbobot 66,5 kg dan berjarak tempuh 50 km. Setelah Orla tumbang digantikan Orba, fokus teknologi dirgantara sangat condong dengan industri pesawat terbang dengan hadirnya BJ Habibie di dekade 1970-an. Perkembangan teknologi luar angkasa berjalan terseok-seok. Kini negara Asia yang sangat maju dan intesif mengembangkannya adalah Jepang, RRC, dan India. Saat ini telah disusul Iran dan sangat besar kemungkinannya adalah Pakistan. Bahkan RRC memiliki program taikonot untuk menempatkan ilmuwan China ke angkasa luar.Mereka pada tahun 2008 berhasil menempatkan 3 awak dengan kapsul Shenzhou VII di luar angkasa dan Zhai Zhigang adalah taikonot pertama mereka dengan melalukan spacewalk pertama selama 20 menit. Menjadikan RRC sebagai negara keriga di dunia yang berhasil menempatkan manusia di luar angkasa setelah Soviet/Rusia dan Ameika Serikat.

Seandainya Indonesia konsisten mengembangkan teknologi roket luar angkasa tidaklah mustahil kini bisa sejajar dengan negara-negara tersebut. Bahkan teknologi roket sangat strategis dalam sistem pertahanan dan efek deterrent besar karena dengan mudah diubah untuk fungsi militer menjadi rudal balistik jarak jauh dan mengganti payload dengan hulu ledak. Efek deterrent jauh lebih besar dari pada pesawat tempur. Sayang, harapan itu hingga sekarang masih dalam taraf perintisan sejak hampir lima puluh tahun yang lalu. Masih berkutat dengan proyek ekperimental meski diakui semakin melangkah maju. Baru kemudian pada tahun 1987, Indonesia melalui LAPAN kembali membuat roket yang diberi nama RX-250 LPN. Roket ini merupakan roket berbahan bakar cair dan padat dengan berat 300 kg memiliki panjang 5,30 meter berdaya jangkau 70 km.

Terakhir Lapan telah berhasil meluncurkan roket eksperimental RX-320 pada 30 Mei 2008 dan RX-420, 2 Juli 2009, yang dilaksanakan di Stasiun Uji Terbang Pamengpeuk, Jawa Barat. Itu mendekati fase akhir untuk peluncuran RPS (Roket Pendorong Satelit). Roket tersebut merupakan roket pendorong satelit bertingkat empat yang disebut dengan Roket Pendorong Satelit (RPS)-420 dan direncanakan bisa diluncurkan 2014. Stasiun peluncuran akan dibangun di pulau Enggano yang lebih representatif daripada di Pamengpeuk Garut Jabar. Saat ini ilmuwan Indonesia telah mampu membuat satelit mikro TUB-SAT mekerja sama dengan Universitas Teknologi Berlin. Satelit mikro pertama bernama LAPAN-A1 telah diluncurkan pada 2007 dengan roket India di stasiun peluncuran Shriharikota

Tidak ada komentar:

Posting Komentar